Rabu, 23 Desember 2009

Menjadi Muslim



Sebuah catatan tentang bagaimana menjadi muslim. Hari ini seorang hamba Allah yang allah lunakkanhatinya untuk menyatakan sebagai seorang muslim. Bernama Brian Gaza, kelahiran 1 mei 1981 Amerika Serikat. Menyatakan masuk Islam dan menjadi mua’allaf di mesjid sunda kelapa. Pada proses masuk Islam mengucapkan bismillaahirrahmanirrahim dan dua kalimat syahadat. Sebelumnya di jelaskan tentang islam dalam bahasa inggris. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat diberikan panduan tentang cara ibadah, belajar alquran dengan metode iqra. Untuk keperluan administrasi mesjid mengeluarkan surat keterangan untuk keperluan pengurusan document-dokument terkait.
Menjadi muallaf adalah sebuah transformasi diri yang luarbiasa akan pilihan menjadi muslim. Hijrah dari kebiasaan lama menuju kebiasaan baru. Hijrah dari cara pandang lama menjadi cara pandang baru. Hijrah dari kepecayaan yang membelenggu kepada kepercayaan baru.
Menjadi muslim lewat pengakuan syahadat bagi kaum muallaf adalah sebuh proses yang melibatkan pergumulan intelektual, pemikiran, emosional. Pencarian-pencarian akan ketenagan hidup, pelabuhan tambatan hati. Sering juga terjadi dengan motif untuk menikahi seorang gadis muslim dan menjadikannya seorang murtad nanti. Menjadi muslim dengan penuh kesadaran intelektual, emosional dan spiritual menghantarkan seseorang untuk belajar lebih maksimal dan juga melaksanakan secara kaffah. Sejarah para muallaf semenjak dari zaman rasullah berda’wah di Makkah. Sebagai contoh umar bin khattab sebelum masuk islam atau menjadi muallaf beliau adalah orang yang paling keras pertentangan terhadap Islam. Seseorang pemberani dan juga kuat. Setelah hijrah menjadi Islam sifat keberanian tetap terpelihara untuk menjadi islam.
Dalam konteks berkehidupan di dunia dan memulai status baru seorang muallaf mendapatkan hak ekonomi berupa zakat untuk muallaf sebagaimana telah diatur dalam ketetapan al Quran dan juga termasuk dalam rukuk Islam yang lima. Perhatian Islam terhadap muallaf bukan hanya pada aspek religious, namun mencakupi wilayah-wilayah lain, muamalat, social dan juga lainnya.
Menjadi muallaf ibarat anak baru lahir yang akan mengikuti siklus belajar tentang islam. Membutuhkan mentoring dan seorang mentor untuk menjadikannya seorang yang benar benar Muslim. Bukan manusia yang setengah-setengah. Muslim dalam pengertian di sini adalah kepasrahan total merima semua konsekwensi logis, emosional, spiritual, social dan ekonomi, politik, hukum.
Sejarah para muallaf adalah mereka yang totalitas menjadi muslim. Mereka lebih mengetahui seluk beluk islam dan indahnya Islam. Menjadikan islam pada tempat yang tinggi dengan kekuatan intelektual dan juga kemampuan menerjemahkan Islam sebagai agama yang hanif, kaffah dan berada pada level yang sesunguhnya.
Apakah menjadi muslim yang baik hanya milik mereka yang muallaf? Penulis mencoba melakukan perbandingan dari berbagai sisi antara seseorang muslim yang dimulai dari muallaf dengan seorang muslim yang telah dilahirkan muslim.
Pertama. Muallaf menjadi muslim berangkat dari kesadaran akan makna dan indahnya Islam. Seorang muallaf dengan kemauan belajar tentang aspek-aspek aqidah dalam islam. Hukum-hukum islam dan juga bagaimana islam menjadikan dirinya yang terbaik. Berbeda dengan mereka yang terlahir dari keluarga muslim. Memiliki kecendrungan untuk menerima sebuah kebudayaan tanpa mengetahui akar dan juga ilmu. Menjadi pengikut atau taqlid. Hal ini cendrung terjadi polarisasi ritual-ritual yang tanpa makna sama skali bagi seorang yang telah terlahir sebagai muslim. Bagi kita menjadi muslim karna dilahirkan kecendrungan jumud dalam berfikir dan melaksanakan ibadah hanya sebatas karna menjadi tradisi.
Kedua. Mualaf menjadi muslim mempunyai suatu gambaran perbandingan. Sebelum menjadi muallaf mereka mempunyai keyakinan dan cara pandang yang berbeda dengan seorang muslim yang terlahir dari keluarga muslim. Seorang muallaf memiliki sebuah konsepsi yang menghantarkan pada pengayaan tentang aspek-aspek keyakinan sebelum masuk islam tentang berbagai bidang. Kemudian melakukan perbandingan dengan aspek-aspek keyakinan dan pengaruhnya terhadap bidang yang menjadi core of business. Bagi seorang muslim yang terlahir dari keluarga muslim tidak mempunyai perbandingan bagaimana sesuatu itu dari perbedaan keyakinan dan cara. Hal inilah peyebab terjadinya taqlid buta dan juga berIslam tanpa ilmu pengetahuan.
Ketiga. Muallaf menjadi muslim melakukan tranformasi revolusi kepribadian. Mendapati perubahan drastis dalam diri dan system berkehidupan. Bagi yang telah menjadi muslim dari keluarga muslim tidak mengalami tranformasi revolusi kepribadian yang radikal, namun mengalami evolusi secara cultural.
Menjadi muslim kaaffah baik berasal dari muallaf atau telah menjadi muslim karna keturunan. Menuntut sebuah keinginan kuat untuk belajar tentang islam dan mengaplikasikan islam dalam setiap aspek kehidupan. Akhirnya menjadi muslim kaffah adalah keharusan dan kebutuhan menjadikan islam sebagai agama rahmatallilaamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar