Jumat, 22 Oktober 2010

Allah Bersyukur pada Mereka

Barangkali ada di antara kita yang belum tahu jika Allah Swt bersyukur kepada hamba-Nya. Allah Yang Maha Mulia dan Perkasa itu memang Maha Mensyukuri hamba-hamba-Nya yang melakukan amal-amal shalih. As Syaakir dan Asy Syakuur, adalah dua sifat Allah yang tercantum dalam Al quran, As Syaakir artinya, Maha Mensyukuri dan Asy Syakuur artinya Maha Menerima Syukur.

Tentu wajar jika ada seorang hamba yang bersyukur dan berterima kasih kepada tuannya. Wajiblah hukumnya, jika makhluk yang bersyukur pada Penciptanya. Tapi bagaimana jika Allah Swt yang bersyukur kepada hamba dan ciptaan-Nya? Itulah ke Maha Muliaan Allah Swt saudaraku.

Saudaraku,

Bukalah surat Al Baqarah ayat 158. Disana, Allah menyebutkan salah satu sifat Asy Syaakir. Allah Mensyuuri orang yang tathawa'a khairan atau melakukan kebaikan secara sukarela. Dalam kita Tafsir Ibnu katsir disebutkan, yang tathawa'a khairan adalah seluruh amal ibadah dan amal shaleh yang dilakukan dengan ikhlas. Ibnu Katsir menerangkan juga bahwa firman Allah pada akhir ayat tersebut, "Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri dan Maha Mengetahui", artinya Allah Swt memberikan pahala atas amal yang sedikit dengan pahala yang banyak, dan Dia Maha Mengetahui kadar pahala yang ia berikan, sehingga tak seorangpun disia-siakan amalnya."

Begitulah saudaraku,

Allah memang pasti takkan menyai-niakan pahala orang pelaku kebajikan. Al Qur'an menerangkan banyak sekali tentang balasan Allah dengan melipatgandaan pahala. Satu dibalas dengan sepuluh, hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan lipatan pahala yang tak terhingga. Itulah diantara bentuk syukur Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berbuat baik. Orang yang meninggalkan sesuatu yang buruk karena Allah, akan diganti yang lebih baik dari yang ditinggalkan. Bentuk syukur Allah itu berujung pada pahala yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati seorang manusia. Surga.

Saudaraku,

Bukalah lagi surat an Nisa ayat 147, "Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." Lagi-lagi Allah Swt menyebutkan kalimat As Syaakir dalam firman-Nya. Disini disebutkan, Allah Mensyukuri orang-orang beriman yang bersyukur kepada-Nya. Ibnu Kasir menyebutkan, kandungan firman Allah pada akhir ayat ini adalah, "Allah mensyukuri orang yang bersyukur kepada Nya dan orang yang beriman di dalam hatinya, lalu ia memberitahukan bahwa hamba-Nya tersebut akan mendapatkan pahala yang sangat banyak."

Imam Qurthubi mengulas ayat ini. "Allah mensyukuri ketaatan hamba-Nya. Arti syukur Allah kepada mereka adalah dengan memberi mereka pahala dan menerima amal mereka yang sedikit, diganti denganpahala yang sangat banyak. Arti ayat ini juga menurut Al Qurthubi adalah, Allah tidak akan mengazab orang beriman yang bersyukur kepada-Nya."

Saudaraku,

Kelompok ketika yang Allah syukuri adalah orang yang 'meminjamkan' pinjaman yang baik. Lihatlah firman Alah surat At Taghabun ayat 17. "Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman (qardh) yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Menerima Syukur (Syakuur) lag Maha Penyantun (Haliim). Al Hasan Al Bashri mengomentari ayat ini dengan menyebutkan bahwa semua kata qardh (pinjaman) yang baik dalam Al Quran adalah amal shalil baik khususnya shadaqah atau amal lainnya yang dilakukan secara tulus dan ikhlas karena Allah.

Saudaraku,

Manusia terbagi menjadi tiga setelah mereka mendengar ayat ini, kata Ibnul Arabi. Pertama, ada yang mengatakan, "Tuhan Muhammad fakir dan membutuhkan kita sebagai orang kaya." Hal ini dijawab Allah Swt dalam surat Ali Imram ayat 181, "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang orang yang mengatakan bahwa Allah itu fakir dan kamilah yang kaya." Kelompok kedua, orang yang menjadi kikir dan bakhil setelah mendengar ayat ini dan semakin mencintai hartanya. Ia malah malas mentaati Allah dan tunduk pada dunia. Kelompok ketiga, orang yang berlomba untuk mengeluarkan hartanya untuk mendapatkan pinjaman yang lebih baik dari Allah Swt. Seorang sahabat Abu Dahdah yang terbina secara Qurani melakukan hal ini.

Zaid bin Aslam mengatakan bahwa ketika turun ayat Allah, "Barangsiapa yang memberi pinjaman yang baik kepada Allah..."surat al Hadid ayat 11, Abu Dahdah mengatakan, "Demi aya dan ibuku ya Rasulullah. Sesungguhnya Allah menawarkan pinjaman pada kita, padahal Allah Maha Kaya dan tidak memerlukan pinjaman itu." Abu Dahdah mengatakan, "jika aku meminjamkan kepada Tuhanku lalu aku dijamin masuk surga?" Rasulullah menjawab, "ya." Abu Dahdah lalu menuntun tangan Rasulullah dan mengatakan, "Aku mempunyai dua buha kebun, yang satu ada di dataran rendah dan ada yang di dataran tinggi. Aku tidak punya lagi selain kedua kebun itu dan aku telah jadikan keduany apinjaman kepada Allah." Rasulullah menjawab, "Jadikan satu saja, yang satu lagi untuk penghidupanmu dan keluargamu." Ia mengatakan, "Akubersaksi padamu ya Rasulullah bahwa aku menjadikan yang paling baik dari keduanya untuk Allah." Rasul lalu menjawab, "Kalau begitu Alah akan membalasmu dengan surga."

Saudaraku,

Ingin menjadi orang yang mendapatkan syukur Allah? Syukur menurut Asy Salabi adalah, sikap tawshu dalam memelihara ketaatan, melawan syahwat, serta selalu mendekati Sang Perkasa Penguasa Bumi dan langit.

Sumber tulisan dari Majalah Tarbawi edisi 92 Th. 6/Rajab 1425 H/2 September 2004 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar