Jumat, 15 Oktober 2010

Tetapkan Pilihan

Saudaraku

Coba kita simak perkataan Ahmad bin Abul Hawari, tokoh generasi tabiin tentang Abu Sulaiman Ad Darany yang dikenal sebagai ahli ibadah, "Suatu hari saya mengunjungi Abu Sulaiman Ad Darany. Aku mendapatinya sedang menangis. Aku bertanya, "Apakah yang membuatmu menangis tuanku?" Ia menjawab. "Wahai Ahmad, sesunggunya apabila malam sudah sunyi, para ahlul mahabbah (para pecinta Allah) menjadikan tapak kaki mereka sebagai alas mereka (berdiri shalat).

Sedangkan air mata mereka bercucuran di pupu diantara ruku dan sujud. Jika mereka sudah dalam keadaan demikian Allah akan memperhatikan merka dan mengatakan kepada Malaikat-Nya, "Wahai Jibril,demi saksi Mata-Ku, barangsiapa yang merasakan kesenangan dengan kala-kalam-Ku dan merasakan ketenangan dalam bermunajat pada-Ku, sesungguhnya Aku mendengarkan perkataan mereka dan aku meliha tangisan mereka. Maka wahai Jibril berserulah dan katakanlah pada mereka, "Mengapa kalian Aku lihat begitu cemas? Apakah ada orang yang mengatakan bahwa seorang akan mengazab kekasih-Nya dalam neraka? Tidak pantas bagi seorang hamba yang hina melakukan itu, apabila bagi Maha Raja Yang Maha Pemurah.

Demi kebesaran-Ku sungguh Aku akan memberi hadiah pada mereka pada waktu mereka dihadapkan pada-Ku di hari kiamat, Aku akan menampakkan wajah-Ku Yang Mulia pada mereka. Aku akan melihat kepada mereka dan mereka juga akan melihat-Ku." (Mawaiz wal Majalis/hal. 239)

Air mata Abu Sulaiman Ad Darany, mungkin air mata kerinduan bertemu Allah Swt. Air mata kecintaan yang bergolak dalam batinnya untuk bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Mungkin juga, itu air matakekahwatiran, bila semua amal ibadah yang telah dilakukannya, tidak mencapai derajat sebagai golongan para kekasih Alah dan tidak termasuk kelompok para kekasih Allah. Bisa juga, air mata yang bercucuran di pipi Abu Sulaiman itu, adalah air mata ketundukan, keikhlasan, kepasrahan, pada Allah atas semua yang akan ia terima di akhirat kelak. Air mata yang menadakan kekaguman, penghormatan, pemuliaan yang luar biasa atas kasih sayang dan rahmat Allah yang Maha segalanya itu. Subhanallah, wal hamdulillah, wa Laa ilaaha ilallah, Allahu Akbar.

Saudaraku,

Banyak sekali ungkapan para salafushalih yang isinya suara kegelisahan batinnya. Kegelisahan yang muncul dari kesadaran kecil dan ketidakbersayaan dirinya di hadapan Allah Swt. Kegelisahan yang kerap kali ada ketika hati mereka penuh memuliakan dan mengangkan Allah, lalu memunculkan kepasrahan yang tinggi dan ketundukan yang sangat dalam di hadapan-Nya. Kegelisahan yang menyeruak seiring dengan kedekatan dan usaha mereka untuk mengabdikan seluruh hidupnya di jalan Allah Swt.

Beribadah, beramal, berjuang dan bekerja untuk meninggikan syariat-Nya. Itulah pelajaran terbesar dari sikap para salafushalih yang selalu melakukan muhasabatun nafs, introspeksi diri. Instropeksi diri yang selalu ada setelah mereka mengerahkan semua kesanggupannya untuk berpaling dari kemaksiatan. Kekuatannya untuk tetap memantapkan pilihannya untuk mengikuti petunjuk kebenaran. "Jika engkau melihat orang melakukan dosa, tidak perlu mencacinya. Tapi ingatlah dosa-dosamu karena Allah hanya menanyakan amal yang engkau lakukan," begitu salah satu nasihat Luqman kepada anaknya.

Semoga Allah membuka pintu magfirah dan ampunan-Nya untu kita. Allah Swt menggambarkan dua pilihan yang saling bertolak belakang, dunia atau akhirat. Tentang pilihan ini, Ibnul Qayyim mengatakan, "Bagaimana seorang dianggap berakal jika ia menjual surga dengan syahwatnya hanya sesaat?" Sedangkan seorang Tabiin, Yahya bin Muadz mengatakan, "Tidaklah seorang mulia melawan perintah Allah. Dan tidaklah orang yang bijaksana mengutamakan dunia akhirat."

Saudaraku,

Tetapkanlah pilihan kita dijalan ini. Jangan terpukau oleh kenikmatan sesaat yang akan membawa penyimpangan dan bencana. Serahkansemua orientasi hidup pada Allah Swt saja. Disanalah kita akan menemukan jaminan penghidupan Allah. Perhatikanlah nasihat panjang Ibnul Qayyim rahimahullah, "Jika seorang hamba di pagi dan sore hari, tidak mempunyai keinginan apapun kecuali Allah Swt semata. Maka Allah akan memikul seluruh kebutuhannya. Allah akan memberikan sumua yang menjadi keinginannya. Mengosongkan hatinya untuk cinta pada Nya. Menjadikan lisannya berdzikir kepada Nya. Menjadikan semua anggota tubuhny memenuhi ketaatan pada-Nya.

Tapi jika seorang hamba di pagi hari dan sore harinya tidak mempunyai keinginan apapun kecuali pada dunia. Maka Allah akan membebankan padanya semua yang menjadi keinginannya. Allah akan meninggalkannya dan menjadikan hatinya sibuk dari ketaan pada-Nya dengan mengabdikan pada manusia sesamanya. Ketahuilah, setiap orang yang menolak dari menghamba pada Allah, ketaatan dan kecintaan pada-Nya, maka ia akan diuji dengan penghambaan pada sesama makhluk, mencintai dan menagabdinya." (Ibnu Qayyim, Al fawaid)

Ya Allah, jadikanlah yang terbaik dari usia kami adalah pada akhir usia kami. Ya Allah jadikan yang terbaik dari amal-amal kami adalah penutup amal-amal kami di dunia. Ya Allah jadikanlah yang terbaik dari hari-hari kami adalah di saat kami bertemu dengan Mu...

sumber: edisi 75 Th. 5/Dzulqo'adah 1424 H/8 Januari 2004 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar