Selasa, 05 Januari 2010

Abu bakar dan kecerdasan finansial

Suatu hari, istrinya Abu Bakar berkata “aku ingin makan sedikit manisan” Jawab Abu Bakar R.A. Aku tidak memiliki uang untuk membelinya” kata istrinya, “Jika engkau izinkan akan kuhemat uang belanja sehari-hari agar dapat membeli manisan itu” Abu Bakar RA pun menyetujuinya. Maka istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit uang belanjanya setiap hari.

Beberapa hari kemudian, uang itu pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan istrinya. Setelah terkumpul, istrinya menyerahkan uang itu kepada suaminya untuk dibelikan bahan makanan tersebut. Namun abu bakar berkata “Tampaknya dari pegalaman ini, uang tunjangan kita dari Baitul Mal telah melebihi keperluan kita.” Lali Abu Bakar RA mengembalikan uang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, uang tunjangan Abu Bakar RA dikurangi sejumlah uang yang dapat dihemat istrinya.

***

Kisah ini adalah potret bagaimana mendapatkan sesuatu dengan melakukan cicilan penghematan harian. Ini adalah bentuk kecerdasan pertama dalam hal financial, mengetahui dengan pasti pengeluaran dan membagikannya dalam kolom kebutuhan, keinginan dan kesenangan.

Istri Abu Bakar R.A mengurangi kesenangan dengan tetap memenuhi kebutuhan gizi untuk memenuhi keinginan makan sedikit manisan.Dalam sisi Abu Bakar menggunakan arus cash pribadi dari gaji Baitul Mal yang mempunyai kelebihan untuk di kembalikan kepada Baitul Mal atau Kas Negara.

Pengembalian ini sebanyak kemampuan istrinya dalam menghemat pengeluaran. Inilah puncak kecerdasan financial Abu Bakar dalam mendistribusikan kekayaan untuk kemaslahatan bersama.

Sudah cerdaskah kita secara financial ? dengan tidak mengkorupsi uang proyek, perjalanan dinas, organisasi dan barang kali uang Negara. Sebuah keteladanan dari pemimpin besar yang selalu member inspirasi bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar