Selasa, 26 Januari 2010

Mujahadah jalan Tasawuf


Maqam ke 5 : Mujahadah (jahadah) bersungguh-sungguh. Mujahadah dalam perjuangan secara fisik dianamakan dengan jihad. Mujahada dengan menggunakan akal pikiran dianmakan dengan ijtihad. Mujahadah tertinggi adalah dengan batin.
Mujahadah adalah perjuangan melawan nafsu. Medan perang kecil kepada perang besar jihad melawan hawa nafsu adalah mujahadah.
Pengkhinatan akan kefitrahan, memberikan hukum diri, dengan tidak menurut. Memberikan hukuman untuk tubuh yang lalai dengan ibadah. Dalam mujahadah ia pun memerangi dan memaksa dengan perjuangan-perjuangan yang berat. Inilah mereka yang mempunyai mujahadah.
Bagi mereka yang bermujahadah perbuatan dosa/kerusakan membawa kegelisahan. Untuk dapat menghindari perbuatan dosa dan dapat meringankan beban dengan membaca merenungkan buku-buku pencerahan spiritual seperti ihya ulumuddin, alhikam.
Seorang yang menempuh jalan mujahadah akan melakukan sebuah punishment untuk dirinya. Jika ia lengah dengan ibadah, sehingga ia memaksa diri untuk menghidupkan satu malam untuk ibadah.
Bagaimana bisa mendapatkan ketenangan dengan kegelisahan-kegelisahan yang menghimpit kehidupan oleh persoalan yang kadang kita bukanlah pelakunya. Persoalan kebangsaan, kemiskinan, kemaksiatan dan lainnya. Mengobati itu adalah dengan berwudu’ dan solat sunnat dua rakaat kemudian melanjutkan dengan baca alquran dengan membaca secara perlahan. Karna Alquan sebagai obat bagi persoalan hidup manusia.
Umar bin khattab “ia menyiksa dirinya ketika kehilangan suatu shalat berjama’ah dengan menyedekahkan tanah yang miliknya (seharga duaratus ribu dirham).
“apabila ia kehilangan suatu shalat dalam jama’ah maka ia menghidpkan malam itu (dengan ibadah)”
Sebaik-baik bagi orang yang panjang umurnya dan bagus amal perbuatannya (HR. al-Thabrani)
Jikalau tidak ada tiga perkara, niscaya aku tidak menyukai kehidupan ini satu haripun, yaitu “Haus karena Allah pada hari-hari yang panas, sujud karena Allah ada tengah malam dan duduk-duduk dengn beberapa kaum yang memiliki perkataan2 yang baik sebagaimana memilih kurma yang terbaik. (Abu darda ra).
Untuk mendapatkan kemuliaan memerlukan mujahadah.seperti yang dikatan oleh Tsabit al-Bannani
Ya Allah kalau engkau mengizinkan bagi seseorang mengerjakan shalat dalam kuburannya, maka ijinkanlah bagiku mengerjakan shalat dalam kuburanku.
Disarikan dari kajian tasauf setiap hari rabu di Mesjid Sunda Kelapa oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar