Rabu, 20 Januari 2010

Mesjid Sunda Kelapa di transisi siang menuju malam


Zikir yang bergema sesudah solat magrib berjamaah bergema di penjuru ruangan utama mesjid. Pelantunan zikir yang diikuti oleh seluruh jamaah solat magrib, hanyut dalam suasana khusuk dan mengakui kebesan sang Rabbi. Itulah kesan pertama solat magrib berjamaah di mesjid sunda kelapa.
Nuansa kemenangan terasa bergema dan menentramkan hati yang galau dan risau dituntun dengan takbir dan tahmid dan tahlil menjelang azan magrib dikumandangkan. Bacaan senandung asmaul husna dimulai dari Arrahman sampai selesai menguatkan hati hamba yang tertunduk. Getaran gema asmaul husna  didukung oleh  multimedia yang menuntun jamaah mengikuti dan sound system yang terintegrasi bersuara lembut.
Suasana khusu’ terasa dalam relung hati mereka yang mencari ridho Allah.
Di luar sana sang pengemis perempuan menemati jalan dan lorong dari mesjid sunda kelapa. Gema-gema takbir seolah tidak membekas dan menarik mereka masuk kedalam suasana kemenangan. Menaklukan diri sendiri adalah cirri khas pemenang, namun entah mereka mampu untuk menaklukan diri untuk bersama menggapai kemenangan.
Ya syahid (yang maha menyaksikan) maka saksikanlah mereka yang menjadi hambamu memenuhi panggilan agung untuk tunduk dan patuh dan juga saksikan bahwa mereka yang tidak mampu membuka gerak dan pikiran untuk sementara waktu meninggalkan kesibukan mengejar dunia. Maka saksikanlah mereka yang menang dan kalah.
Mesjid sunda kelapa adalah mesjid yang diresmikan oleh gubernur Ali sadikin, mesjid yang menjadi ikon Jakarta. Mesjid dengan perkembangan manajemen yang berbasis kebutuhan dan keinginan masyarakat. Menjadi mesjid percontohan khusus beberapa program pengembangan memakmurkan mesjid.
Perbedaan mendasar ketika mesjid dikelola oleh mereka yang mempunyai  ilmu pengetahuan dengan yang tidak mempunyai ilmu pengatahuan adalah. Pertama, pada penerjemahaan memakmurkan mesjid. Kedua, mengelola sumber daya asset. Ketiga Jamaah Develoment Program dan Keemat Mesjid Development Program
***
Ya ‘aafu, Yaa raauf (ya allah yang maha pamaaf dan maha lembut) maka lembutlah hati kami yang telah seharian bertarung dengan kehidupan yang telah merenggut kasih sayangmu. Tunduk dalam gerak ruku’ dan sujud membersihkan diri dan menemui dalam kepasrahan yang total.
Teori behavioritik dalam ilmu manajemen terapan memberikan sebuah hipotesa bahwa seseorang akan berubah ketika diberikan stimulus yang dirancang khusus untuk merubah perilaku. Dan pengkondisian mesjid menjadi ruangan dengan system sound dan multimedia menjadikan tingkat kenyamanan jamaah makin lama berada di mesjid.
***
Magrib adalah masa transisi dari siang menuju malam. Masa transisi memberikan banyak perubahan baik secara iklim dan mempengaruhi bagian dalam perusahaan. Magrib di jadikan tempat untuk melakukan sedikit perhentian untuk jiwa yang telah melakukan banyak aktivitas. Inilah masa kritis untuk menyudahi satu episode dalam hidup.
Saat yang singkat bagi yang menyediakan waktu memberikan sentuhan utuh untuk memompa diri berbuat dalam kebaikan di malam hari. Magrib ibarat sebagai sebuah cahaya penuntun dalam gelap alam yang merapat di kehidupan.
Menjadi pemenang itulah kunci mereka yang mampu mengikuti seruan hayya ‘alashsholah dan hayya ‘alalfalah. Kemenangan pertama mendapatkan kualitas diri yang mampu mengatur priorotas hidup. Kedua mempu mengenali moment-moment yang menjadi tolak kritis dalam melakukan evaluasi di episode kehidupan.
Ketika azan magrib adalah pertanda bahwa ada sesuatu yang menentukan apakah kita menjadi pemenang atau seorang pecundang yang tidak mampu menentukan prioritas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar