Jumat, 12 November 2010

Sendiri dalam sunyi

Sebuah kebaikan, memang lebih baik jika dilakukan tanpa diketahui oleh orang lain. Amal-amal ibadah, utamanya yang sunnah, menjadi sangat bernilai bagi kita, jika kita bisa melakukannya tanpa pengetahuan orang lain. Beribadah, bermunajat, mengadu, berdzikir, membaca ayat-ayat-Nya, sendirian. Tanpa orang lain, siapapun. Mengakui kealpaan, memohon ampunan, menyerahkan semua urusan kepada-Nya, sendirian. Tidak ada orang lain, siapapun.

Itu sebabnya, Allah Swt memerintahkan kita mengisi sepertiga malam terakhir, saat paling sunyi, dengan memperbanyak ibadah sunnah dan berdo'a. Soal kesunyian ini, Rasulullah Saw juga mengisyaratkan bahwa do'a seorang Muslim pada saudaranya, di saat sunyi dan tidak diketahui orang lain, cendrung lebih mustajab dan lebih mudah diterima oleh Allah Swt.

Ibnu Athaillah rahimahullah pernah membahas masalah ini lebih jauh dan dalam.Katanya, "kebanggaanmu bila orang lain melihat kelebihanmu adalah bukti ketidakjujuranmu dalam beribadah. Maka kosongkanlah pandangan orang lain terhadap dirimu. Cukup bagimu pandangan Allah terhadap dirimu. Tidak perlu kamu tampil dihadapan mereka agar engkau terlihat di mata mereka," Ibnu Athaillah mengungkapkan sisi-sisi gelap dalam hati seseorang, yang sulig diraba keberadaannya. Ketidakjujuran seseorang dalam beribadah, ternyata bisa dinilai dari persaan bangga atau tidak bila ada orang lain yang melihat kebagusan ibadahnya.

Semoga Allah Swt membukan pintu rahmat dan ampunan-Nya untuk kita semua.

Saudaraku,
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengibaratkan suasana sunyi dan tenang itu sebagai pendingin bagi otak yang menjadi tempat berfikir. Ia mengatakan, "Otak diciptakan dalam keadaan panas (hangat) karena digunakan sebagai tempat untuk berpikir. Karena itu di dalamnya harus ada zat pendingin dan ia butuh tempat yagn tenah, kokoh, bersih dari kotoran dan noda, sunyi dan terhindar dari keramaian dan keributan." Ibnu Qayyim yang menjadi murid Imam Ibnu Taimiyah itu lalu menggaris bawahi bahwa pikiran yang bersih, daya inat yang hebat dan analisa yang tepat itu keluar ketika baan dalam keadaan tenang, tidak terlalu sibut dan terhindah dari goncangan-goncangan yang menyibukkan.

Begitulah saudaraku,
Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari beribadah dan melakukan amal kebaikan tapa pengetahuan orang. Para ulama mengatakan bahwa ibadah dan kebaikan yang dilakukan dalam kondsi sunyi, selain bisa lebih memberi kekhusyu'an, lebih meningkatkan keikhlasan, juga bisa mengajarkan kita untuk tidak memiliki sikap banyak bicara dalam bekerja dan beramal. Artinya, amal-amal diwaktu sunyi, mendidik pelakunya untuk lebih banyak bekerja daripada berbicara.

Ada istilah menarik tentang hal ini yang disampaikan oleh Abdul Qadir Al Kailani. Ia mengistilahkannya dengan kalimat ashumtu sindan, yang berarti diamnya rayap. Rayap binatang yang hampir tak pernah berhenti memakan kayu dan membangun rumahnya. Rayap bekerja nyaris tanpa suara, dan tak pernah berhenti. Pekerjaan yang dilakukan rayap, menurut Abdul Qadir Al Kailani, mengajarkan kita bagaimana bersikap gigi dan keseriusan bekerja serta melakukan banyak perubahan tanpa peduli apakah pekerjaannya itu dketahui oleh orang lain ataupun tidak. Perhatikanlah kata-katanya, "yang kuingini dari kalian adalah kerja-kerja tanpa bicara. Itu bisa dilakukan oleh orang yang mengerti dan bekerja karena Allah. Bak binatang rayap yang terus menerus mengerogot, tanpa kata-kata. Ia berjalan diatas bumi. Ia melakukan perubahan dan pergantian. Tapi bumi tuli terhdap kerja-kerja rayap." (Al Fathur Rabbani/36-37).

Saudaraku,
Semoga kita bisa terhindar dari suasana yang merusak upaya kita untuk terus menerus melakukan amal amal shalih. Semoga kita terjaukan dari perilaku yang menghalangi usaha kita dalam menebar kebaikan. Perhatian orang, pembicaraan orang, hingga ujian orang karena kita memiliki kelebihan dan kebaikan dimata mereka, bisa menjadi salah satu pintu fitnah. Karena itulah, para salafushalilh umumnya lebih gemar menjadi orang yang tidak dikenal, tapi memiliki prestasi ibadah dan pengorbanan yang sangat hebat. Mereka lebih senang beramal secara diam-diam dan tidak beritakan orang. Mereka lebih suka menjadi prajurit bayangan yang rela bekorban namun tidak dikethui dan tidak dikenal orang.

Saudaraku,
Hati mirip seperti mata, bisa melihat. Demikian yan dikatakan Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid dalam kitab Al Awa'iq. Sebagaimana mata, kemampuan hati dalam melihat berbeda-beda. Ada yang mampu melihat dari jarak yang cukup jauh. Ada pula yang bahkan tidak mampu melihat benda besr yang ada dihadapannya. Begitupun hati, ada yang bisa merasakan kekurangan dirinya yang besar dan banyak. Kekuatan pandangan hati, sangat kuat kaitannya dengan kekuatan pemahaman dan kekuatan cahaya iman di dalamnya. Hati bisa semakin menurun kualitas dan kekuatannya, karena kebodohan ilmu dan redupnya cahaya iman oleh kemaksiatan.

Waspadailah pujian yang bisa menurunkan kualitas hati meraba kekurangan dan aib diri sendiri. Salah satu do'a Ali bin Abi Thalib Ra yang terkenal ketika ia mendapat pujian dari orang lain, adalah: "Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang mereka katakan tentang aku. Berikanlah kebaikan padaku dari apa yang mereka sankakan kepadaku. Ampunilah aku karena apa yang tidak mereka ketahui tentang diriku."

Saudaraku,
Mari tenggelam dalam kesunyian. Hanyut dalam keheningan. Mendengarkan setiap tarikan nafas. Merasakan detak dan irama jantung. Bertafakkur, bermunajat, berdo'a, beribadah kepada Allah Swt di waktu sunyi. Saat tak ada orang lain yang mengetahui amal-amal kita. Ketika tak satupun orang yang memperhatikan kita...

Sumber Majalah Tarbaw edisi 86 Th. 5/Rabiuts Tsani 1425H/10 Juni 2004 M

Jumat, 22 Oktober 2010

Allah Bersyukur pada Mereka

Barangkali ada di antara kita yang belum tahu jika Allah Swt bersyukur kepada hamba-Nya. Allah Yang Maha Mulia dan Perkasa itu memang Maha Mensyukuri hamba-hamba-Nya yang melakukan amal-amal shalih. As Syaakir dan Asy Syakuur, adalah dua sifat Allah yang tercantum dalam Al quran, As Syaakir artinya, Maha Mensyukuri dan Asy Syakuur artinya Maha Menerima Syukur.

Tentu wajar jika ada seorang hamba yang bersyukur dan berterima kasih kepada tuannya. Wajiblah hukumnya, jika makhluk yang bersyukur pada Penciptanya. Tapi bagaimana jika Allah Swt yang bersyukur kepada hamba dan ciptaan-Nya? Itulah ke Maha Muliaan Allah Swt saudaraku.

Saudaraku,

Bukalah surat Al Baqarah ayat 158. Disana, Allah menyebutkan salah satu sifat Asy Syaakir. Allah Mensyuuri orang yang tathawa'a khairan atau melakukan kebaikan secara sukarela. Dalam kita Tafsir Ibnu katsir disebutkan, yang tathawa'a khairan adalah seluruh amal ibadah dan amal shaleh yang dilakukan dengan ikhlas. Ibnu Katsir menerangkan juga bahwa firman Allah pada akhir ayat tersebut, "Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri dan Maha Mengetahui", artinya Allah Swt memberikan pahala atas amal yang sedikit dengan pahala yang banyak, dan Dia Maha Mengetahui kadar pahala yang ia berikan, sehingga tak seorangpun disia-siakan amalnya."

Begitulah saudaraku,

Allah memang pasti takkan menyai-niakan pahala orang pelaku kebajikan. Al Qur'an menerangkan banyak sekali tentang balasan Allah dengan melipatgandaan pahala. Satu dibalas dengan sepuluh, hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan lipatan pahala yang tak terhingga. Itulah diantara bentuk syukur Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berbuat baik. Orang yang meninggalkan sesuatu yang buruk karena Allah, akan diganti yang lebih baik dari yang ditinggalkan. Bentuk syukur Allah itu berujung pada pahala yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati seorang manusia. Surga.

Saudaraku,

Bukalah lagi surat an Nisa ayat 147, "Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." Lagi-lagi Allah Swt menyebutkan kalimat As Syaakir dalam firman-Nya. Disini disebutkan, Allah Mensyukuri orang-orang beriman yang bersyukur kepada-Nya. Ibnu Kasir menyebutkan, kandungan firman Allah pada akhir ayat ini adalah, "Allah mensyukuri orang yang bersyukur kepada Nya dan orang yang beriman di dalam hatinya, lalu ia memberitahukan bahwa hamba-Nya tersebut akan mendapatkan pahala yang sangat banyak."

Imam Qurthubi mengulas ayat ini. "Allah mensyukuri ketaatan hamba-Nya. Arti syukur Allah kepada mereka adalah dengan memberi mereka pahala dan menerima amal mereka yang sedikit, diganti denganpahala yang sangat banyak. Arti ayat ini juga menurut Al Qurthubi adalah, Allah tidak akan mengazab orang beriman yang bersyukur kepada-Nya."

Saudaraku,

Kelompok ketika yang Allah syukuri adalah orang yang 'meminjamkan' pinjaman yang baik. Lihatlah firman Alah surat At Taghabun ayat 17. "Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman (qardh) yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Menerima Syukur (Syakuur) lag Maha Penyantun (Haliim). Al Hasan Al Bashri mengomentari ayat ini dengan menyebutkan bahwa semua kata qardh (pinjaman) yang baik dalam Al Quran adalah amal shalil baik khususnya shadaqah atau amal lainnya yang dilakukan secara tulus dan ikhlas karena Allah.

Saudaraku,

Manusia terbagi menjadi tiga setelah mereka mendengar ayat ini, kata Ibnul Arabi. Pertama, ada yang mengatakan, "Tuhan Muhammad fakir dan membutuhkan kita sebagai orang kaya." Hal ini dijawab Allah Swt dalam surat Ali Imram ayat 181, "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang orang yang mengatakan bahwa Allah itu fakir dan kamilah yang kaya." Kelompok kedua, orang yang menjadi kikir dan bakhil setelah mendengar ayat ini dan semakin mencintai hartanya. Ia malah malas mentaati Allah dan tunduk pada dunia. Kelompok ketiga, orang yang berlomba untuk mengeluarkan hartanya untuk mendapatkan pinjaman yang lebih baik dari Allah Swt. Seorang sahabat Abu Dahdah yang terbina secara Qurani melakukan hal ini.

Zaid bin Aslam mengatakan bahwa ketika turun ayat Allah, "Barangsiapa yang memberi pinjaman yang baik kepada Allah..."surat al Hadid ayat 11, Abu Dahdah mengatakan, "Demi aya dan ibuku ya Rasulullah. Sesungguhnya Allah menawarkan pinjaman pada kita, padahal Allah Maha Kaya dan tidak memerlukan pinjaman itu." Abu Dahdah mengatakan, "jika aku meminjamkan kepada Tuhanku lalu aku dijamin masuk surga?" Rasulullah menjawab, "ya." Abu Dahdah lalu menuntun tangan Rasulullah dan mengatakan, "Aku mempunyai dua buha kebun, yang satu ada di dataran rendah dan ada yang di dataran tinggi. Aku tidak punya lagi selain kedua kebun itu dan aku telah jadikan keduany apinjaman kepada Allah." Rasulullah menjawab, "Jadikan satu saja, yang satu lagi untuk penghidupanmu dan keluargamu." Ia mengatakan, "Akubersaksi padamu ya Rasulullah bahwa aku menjadikan yang paling baik dari keduanya untuk Allah." Rasul lalu menjawab, "Kalau begitu Alah akan membalasmu dengan surga."

Saudaraku,

Ingin menjadi orang yang mendapatkan syukur Allah? Syukur menurut Asy Salabi adalah, sikap tawshu dalam memelihara ketaatan, melawan syahwat, serta selalu mendekati Sang Perkasa Penguasa Bumi dan langit.

Sumber tulisan dari Majalah Tarbawi edisi 92 Th. 6/Rajab 1425 H/2 September 2004 M

Jumat, 15 Oktober 2010

Tetapkan Pilihan

Saudaraku

Coba kita simak perkataan Ahmad bin Abul Hawari, tokoh generasi tabiin tentang Abu Sulaiman Ad Darany yang dikenal sebagai ahli ibadah, "Suatu hari saya mengunjungi Abu Sulaiman Ad Darany. Aku mendapatinya sedang menangis. Aku bertanya, "Apakah yang membuatmu menangis tuanku?" Ia menjawab. "Wahai Ahmad, sesunggunya apabila malam sudah sunyi, para ahlul mahabbah (para pecinta Allah) menjadikan tapak kaki mereka sebagai alas mereka (berdiri shalat).

Sedangkan air mata mereka bercucuran di pupu diantara ruku dan sujud. Jika mereka sudah dalam keadaan demikian Allah akan memperhatikan merka dan mengatakan kepada Malaikat-Nya, "Wahai Jibril,demi saksi Mata-Ku, barangsiapa yang merasakan kesenangan dengan kala-kalam-Ku dan merasakan ketenangan dalam bermunajat pada-Ku, sesungguhnya Aku mendengarkan perkataan mereka dan aku meliha tangisan mereka. Maka wahai Jibril berserulah dan katakanlah pada mereka, "Mengapa kalian Aku lihat begitu cemas? Apakah ada orang yang mengatakan bahwa seorang akan mengazab kekasih-Nya dalam neraka? Tidak pantas bagi seorang hamba yang hina melakukan itu, apabila bagi Maha Raja Yang Maha Pemurah.

Demi kebesaran-Ku sungguh Aku akan memberi hadiah pada mereka pada waktu mereka dihadapkan pada-Ku di hari kiamat, Aku akan menampakkan wajah-Ku Yang Mulia pada mereka. Aku akan melihat kepada mereka dan mereka juga akan melihat-Ku." (Mawaiz wal Majalis/hal. 239)

Air mata Abu Sulaiman Ad Darany, mungkin air mata kerinduan bertemu Allah Swt. Air mata kecintaan yang bergolak dalam batinnya untuk bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Mungkin juga, itu air matakekahwatiran, bila semua amal ibadah yang telah dilakukannya, tidak mencapai derajat sebagai golongan para kekasih Alah dan tidak termasuk kelompok para kekasih Allah. Bisa juga, air mata yang bercucuran di pipi Abu Sulaiman itu, adalah air mata ketundukan, keikhlasan, kepasrahan, pada Allah atas semua yang akan ia terima di akhirat kelak. Air mata yang menadakan kekaguman, penghormatan, pemuliaan yang luar biasa atas kasih sayang dan rahmat Allah yang Maha segalanya itu. Subhanallah, wal hamdulillah, wa Laa ilaaha ilallah, Allahu Akbar.

Saudaraku,

Banyak sekali ungkapan para salafushalih yang isinya suara kegelisahan batinnya. Kegelisahan yang muncul dari kesadaran kecil dan ketidakbersayaan dirinya di hadapan Allah Swt. Kegelisahan yang kerap kali ada ketika hati mereka penuh memuliakan dan mengangkan Allah, lalu memunculkan kepasrahan yang tinggi dan ketundukan yang sangat dalam di hadapan-Nya. Kegelisahan yang menyeruak seiring dengan kedekatan dan usaha mereka untuk mengabdikan seluruh hidupnya di jalan Allah Swt.

Beribadah, beramal, berjuang dan bekerja untuk meninggikan syariat-Nya. Itulah pelajaran terbesar dari sikap para salafushalih yang selalu melakukan muhasabatun nafs, introspeksi diri. Instropeksi diri yang selalu ada setelah mereka mengerahkan semua kesanggupannya untuk berpaling dari kemaksiatan. Kekuatannya untuk tetap memantapkan pilihannya untuk mengikuti petunjuk kebenaran. "Jika engkau melihat orang melakukan dosa, tidak perlu mencacinya. Tapi ingatlah dosa-dosamu karena Allah hanya menanyakan amal yang engkau lakukan," begitu salah satu nasihat Luqman kepada anaknya.

Semoga Allah membuka pintu magfirah dan ampunan-Nya untu kita. Allah Swt menggambarkan dua pilihan yang saling bertolak belakang, dunia atau akhirat. Tentang pilihan ini, Ibnul Qayyim mengatakan, "Bagaimana seorang dianggap berakal jika ia menjual surga dengan syahwatnya hanya sesaat?" Sedangkan seorang Tabiin, Yahya bin Muadz mengatakan, "Tidaklah seorang mulia melawan perintah Allah. Dan tidaklah orang yang bijaksana mengutamakan dunia akhirat."

Saudaraku,

Tetapkanlah pilihan kita dijalan ini. Jangan terpukau oleh kenikmatan sesaat yang akan membawa penyimpangan dan bencana. Serahkansemua orientasi hidup pada Allah Swt saja. Disanalah kita akan menemukan jaminan penghidupan Allah. Perhatikanlah nasihat panjang Ibnul Qayyim rahimahullah, "Jika seorang hamba di pagi dan sore hari, tidak mempunyai keinginan apapun kecuali Allah Swt semata. Maka Allah akan memikul seluruh kebutuhannya. Allah akan memberikan sumua yang menjadi keinginannya. Mengosongkan hatinya untuk cinta pada Nya. Menjadikan lisannya berdzikir kepada Nya. Menjadikan semua anggota tubuhny memenuhi ketaatan pada-Nya.

Tapi jika seorang hamba di pagi hari dan sore harinya tidak mempunyai keinginan apapun kecuali pada dunia. Maka Allah akan membebankan padanya semua yang menjadi keinginannya. Allah akan meninggalkannya dan menjadikan hatinya sibuk dari ketaan pada-Nya dengan mengabdikan pada manusia sesamanya. Ketahuilah, setiap orang yang menolak dari menghamba pada Allah, ketaatan dan kecintaan pada-Nya, maka ia akan diuji dengan penghambaan pada sesama makhluk, mencintai dan menagabdinya." (Ibnu Qayyim, Al fawaid)

Ya Allah, jadikanlah yang terbaik dari usia kami adalah pada akhir usia kami. Ya Allah jadikan yang terbaik dari amal-amal kami adalah penutup amal-amal kami di dunia. Ya Allah jadikanlah yang terbaik dari hari-hari kami adalah di saat kami bertemu dengan Mu...

sumber: edisi 75 Th. 5/Dzulqo'adah 1424 H/8 Januari 2004 M

Jumat, 08 Oktober 2010

Dari Diri Sendiri

Rasulullah saw suatu ketika pernha bertanya di hadapan para sahabatnya. "Siapa di antara kalian yang hari ini berpuasa?" Abu Bakar ra menjawab, "Saya ya Rasulullah." Rasul bertanya lagi, "Siapa di antara kalian yang hari ini mengikuti jenazah?" Abu Bakar menjawab, "Saya ya Rasulullah."Rasul bertanya lagi,"Siapa di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin? "Abu Bakar ra lagi-lagi menjawab, "saya ya Rasulullah, "Keempat kalian, rasulullah bertanya, "Siapa diantara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit? "Abu bakar kembali menjawab, "Saya ya Rasulullah, "Rasulullah bersabda, "Tidaklah perilaku itu dilakukan oleh seseorang kecuali ia pasti masuk surga." (HR Muslim)

Saudaraku,

Salah satu yang sering membuat kita kagum pada salafusshalih adalah, besarnya dorongan jiwa mereka untuk melakukan amal-amal sholeh. Mereka melakukan banyak kebaikan, karena inisiatif sendiri, bukan tekanan atau dorongan dari orang lain. Mereka, tidak pasif menunggu perintah, tapi pro aktif menyongsong tugas. Mereka adalah pemburu pahala ALlah Swt dan selalu berlomba memperoleh ganjalan Allah yang paling banyak.

Saudaraku,

Pernahkah kita mendengar nama seorang sahabat, Salkan bin Salamah ra? Dia seorang prajurit Rasulullah saw yang ikut dalam perang tabuk dan melakukan jaga malam diam-diam, di luar giliran jaga malam yang telah ditetapkan oleh pasukannya. Salkan menjaga penjaga malam yang telah ditugaskan.

Ketika Rasulullah mendengar sikap Salkan itu, Rasulullah lalu mengangkat tangan dan melantunkan do'a, "Ya Allah limpahkanlah rahmatmu pada penjaga malam dan kepada orang yang menjaga penjaga malam. "Perang tabuk terajadi saat Rasulullah dan sahabatnya dalam keadaan susah, karena kekurangan harta. Ingin sekali rasanya melakukan peran-peran seperti Salkan bin Salamah ra. Berinisiatif melakukan kebaikan di saat yang tepat, dan mendapat do'a Rasulullah saw.

Kekuatan apa yang membuat mereka secara spontan memenuhi panggilan ketaatan seperti itu? Energi apa yang tersimpan dalam hati mereka hingga memunculkan kekuatan melakukan tugas yang wajib dilakukan, bahkan lebih dari kekuatan dan kesanggupan manusia biasa?.

Perhatikanlah firman Allah Swt, "Dan tidak(pula dosa) atas orang-orang yang apabila datang kepadamu supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata, "Aku tidak memperolah kendaraan untuk membawamu. "Lalu mereka kembali, sedangkan mata mereka bercucuran air mata karena sedih karena tidak mempeeroleh apa yang mereka nafkahkan(untuk jihat). "(QS. Attaubah: 92)

Itulah kekuatan iman. Menangis tatkala tak bisa memberi manfaat kepada orang lain. Sedih ketika tak mungkin terlibat dalam amal-amal soleh. Tak ada yang membuat mereka mampu melakukan semuanya, kecuali karena iman. Keimanan telah memunculkan sikap indifa dzati, motivasi dari dalam, yang menjadikan sikap mereka selalu bersemangat dan bertenaga melakukan amal-amal sholeh.

Saudaraku,

Mari merenung lagi tentang kondisi kita saat ini, di sini. Apa yang membuat kita sering menjadi lemah, tidak bertenaga, lunglai, tak kuat bahkan hanya sekedar melakukan amal wajib? Apakah yang sebenarnya yang menjadikan kita seperti tidak berdaya memenuhi panggilan Allah saat azan berkumandang? Kenapa kita menjadi berat menunaikan tugas-tugas dakwah yang kian lama semakin membutuhkan tenaga pendukungnya yang segar dan kuat?

Tundukkanlah hati dan pasrahkanlah semuanya kepada Allah swt. Dialah yang maha kuasa dan maha memiliki  keinginan memberi petunjuk kepada kita, hamba-hambanya. Dialah yang maha kuat memberi kekuatan kepada kita hamba-hambanya untuk melakukan ketaatan.

Saudaraku,

Carulah waktu-waktu sunyi melakukan amal sholeh. Intailah saat-saat gelap untuk menjalin hubungan yang kuat dengan Allah. Amal yang dilakukan secara sembunyi, jauh dari pantaun orang dan jauh dari keramaian, adalah salah satu indikasi adanya indifa dzati dalam diri seseorang.

Amal-amal ketaatan dan kebaikan di saat sunyi akan menanamkan keikhlasan. Amal soleh di kala tidak ada orang yang mengetahui, itulah yang semakin menguatkan ketulusan dan keihlasan. Dan di sanalah berawal dorongan jiwa untuk melakukan kebaikan.

Itulah yang menjadikan Badiuzzaman Said Nursi Ra, tokoh pejuang dan mujaddid terkenal dari Turki mewasiatkan murid-muridnya, "Ketahuilah oleh kalian bahwa kunci kekuatan kalian ada pada keikhlasan dan kebenaran. Sampai-sampai para pendung kebathilan ingin menghimpun kekuatan dari keikhlasan dan melakukan kebanthilan. Keikhlasan kepada pengabdian kita di jalan inilah yang akan mengokohkan da'wah kita.'(Badiuzzaman Said Nursi, Al Lamaat h. 225)

Mari membuat sejarah diri kita sendiri. Karena kita akan menghadap Allah swt sendiri-sendiri. Lakukan semua amal soleh dari diri sendiri lepaskan sikap yang menjadikan kita terikat oleh tekanan orang lain, dalam melakukan ketaatan. Tidak perlu menunggu perintah dan tidak perlu menanti untuk diminta. Buang jauh-jauh segala perasaan takut oleh penilaian orang dan khawatir oleh pendapat orang saat kita melakukan amal-amal soleh.

Abaikan perkataan makhluk, Karena kita hanya berharap kepada Al-Khaliq. Tak usah peduli dengan anggapan manusia, karena hanya kita mempersembahkan semuanya, untuk Allah.

Saudaraku,

Rasakanlah bagaimana kesejukan, ketentraman, ketenangan batin hingga kekuatan besar yang kita peroleh lewat amal-amal sholeh, tanpa dorongan, tanpa perintah, tanpa tekanan, tanpa pengaruh siapapun kecuali Allah Subhanawata'ala. Lalu ucapkanlah, Subhanallah...Maha Suci Allah....

Nasihat nurani disalin dari Majalah TARBAWI edisi 77 Th.5/Dzulhijjah 1424 H/5 Pebruri 2004 M

Jumat, 01 Oktober 2010

Transformasi Keuangan Mesjid

Masjid adalah tempat paling pertama yang dibangun oleh Rasulullah ketika ia hijrah ke Madinah atau kota Yatsrib. Masjid pertama yang beliau bangun adalah masjid Quba. Kemudian ketika beliau sampai di madinah maka bangunan utama yang menjadi perhatian beliau adalah masjid. Setelah Masjid dibangun maka beliau orang pertama menjadi takmir masjid.

Pembangunan masjid pada masa rasulullah memanfaatkan batang kurma sebagai tonggak bangunan, daun dan pelepah korma sebagai atapnya dan dinding dari tanah liat. Rasulullah membangun masjid sebagai sebuah kebijakan yang dapat menjadi sebuah kekuatan menyatukan beberapa perbedaan, menghilangkan kecemburuan dari kalangan kaum muslimin.

Pengelolaan masjid pada masa Rasulullah dipegang dan di manajemen sendiri oleh Rasulullah Saw. Mulai dari aktivitas ibadah solat, pertemuan beliau dengan delegasi untusan, majlis ilmu, dan juga tempat bermusyawarah menyelesaikan beberapa persoalan yang berkaitan dengan kaum muslimin.

Sistem keuangan masjid pada masa Rasulullah terintegrasi dengan keuangan kaum muslimin. Rasulullah mengelola keuangan kaum muslimin berdasarkan kepada ketentuan Zakat dan juga kebutuhan kaum muslimin. Zakat, infak dan harta rampasan perang adalah harta kekayaan yang didistribusikan untuk keperluan kaum muslimin.

Perkembangan selanjutnya pada masa khalifah Umar bin Khattab dilakukan sebuah administrasi tentang keuangan kaum muslimin pada tingkatan Baitul Maal. Di beberapa negara kebijakan tentang keuangan sebuah masjid terdapat beberapa perbedaan. Untuk Malaysia semua kebutuhan masjid dan juga sistem keuangan menjadi tanggungjawab pemerintahan. Untuk Indonesia semua kebutuhan dan juga sistem keuangan adalah tanggungjawab pengurus masjid.

Sudah menjadi tradisi setiap hari jum’at pengurus masjid memberikan laporan tentang keuangan masjid dari minggu ke minggu. Penyampaian laporan terdiri dari laporan kas masuk dan juga kas keluar untuk beberapa pengeluaran. Keuangan masuk terdiri dari penerimaan kotak infak yang dijalankan setiap hari jum’at ketika atau sebelum khutbah berlangsung, zakat dan penerimaan dari parkir, penitipan sepatu dan juga bagi hasil dari beberapa usaha masjid. Untuk bagi hasil dari beberapa usaha masjid tidak berapa masjid yang mempunyai laporan-sepengetahuan penulis-.

Keunggulan dari sistem laporan keuangan masjid adalah akuntabilitas dan transparansi dari pengelolaan keuangan masjid. Selain diumumkan pada hari jum’at menjelang khutbah berlangsung juga terdapat laporan tertulis di dinding masjid dan laporan berbentuk print out. Beberapa masjid untuk laporan di dinding telah diganti dengan laporan print out untuk menjaga estetika masjid. Dan beberapa masjid telah memiliki laporan yang dipublikasikan lewat web dan diaudit oleh akuntan publik, seperti masjid Sunda Kelapa di Jakarta Pusat.

Beberapa permasalahan dalam sistem pengelolaan keuangan masjid di berbagai masjid yang ada dapat di identifikasi kebeberapa hal:

Pertama, Surplus keuangan masjid sering menjadi permasalahan di beberapa tempat. Terdapat beberapa kebijakan surplus keuangan masjid di gunakan oleh pengurus atau di letakkan di lembaga keuangan non syariah.

Kedua, Keuangan masjid belum menjadi media untuk menyelesaikan beberapa permasalahan bagi jamaah dan masyarakat tetangga masjid. Masih di dapati masjid yang bagus berada di kawasan miskin dan masyarakat mengalami permasalahan air bersih, biaya pengobatan, terjebak rentenir dan kekurangan makanan.

Ketiga, orientasi dari keuangan masjid masih sering difocuskan kepada pembangunan fisik masjid dan perbaikan-perbaikan untuk memperindah masjid.

Dari tiga permasalahan tentang keuangan masjid yang ada dan menjadikan masjid sebagai jantung kegiatan dan perbaikan masyarakat perlu perubahan dalam kebijakan, sistem penggunaan dan juga alokasi pengembangan keuangan masjid untuk kegiatan memudahkan jamaah dan juga tetangga masjid.
Bersambung....

Selasa, 13 April 2010

Riba Bencana Ekonomi


Plato (427-347 SM) pernah menyampaikan sikap, ‘suku bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas di tengah masyarakat’. Sedangkan Aristoteles sebagai murid plato (384-322 SM) memberikan pandangan bahwa fungsi uang sebagai alat tukar (medium if exchange), bukan alat untuk menghasilkan tambahan melalui suku bunga.
Menarik mengkaji bagaimana sebuah pertambahan uang yang di pinjamkan telah ada semenjak Plato dan Aristoteles hidup. Dan sampai sekarang masih banyak yang melakukan dan mempunyai metode yang lebih canggih dan juga perubahan-perubahan metode dengan tetap menggunakan prinsip-prinsip yang sama.
Berkembangnya riba dari tingkatan paling bawah, dengan menggunakan buku sederhana sampai yang mempunyai system dan dilegalkan dengan undang-undang telah menjamah hampir seluruh aspek kehidupan.
Q.S annisa 29, Q.S Albaqarah 278-279,
Apabila riba dan zina sudah merata di suatu daerah, maka mereka telah menghalalkan dirinya untuk mendapat siksaan Allah.( H.R Hakim dan yang seperti itu diriwayatkan juga oleh Abu Ya’la dengan sanad yang baik)
Hikmah diharamkannya riba
1.       Riba adaah suatu perbuatan mengambil harta kawannya tanpa ganti
2.       Bergantung kepada riba dapat menghalangi manusia dari kesibukan bekerja.
3.       Riba akan menyebabkan terputusnya sikap yang baik (ma’ruf) antara sesama manusia dalam bidang pinjam meminjam.
4.       Pada umumnya pemberi piutang adalah orang yang kaya, sedang peminjam adalah orang yang tidak mampu. Maka pendapat yang membolehkan riba, berarti memberikan jalan kepada orang kaya untuk mengambil harta orang miskin yang lemah sebagai tambahan.
riba terdapat unsur pemerasan terhadap orang yang lemah demi kepentingan orang yang kuat.
yang kaya bertambah kaya. yang miskin bertambah miskin
Bagaimana kita mesti keluar dari bencana ekonomi ini?
1.       Bertransaksi lah dengan perbankan yang telah menggunakan system bagi hasil dan sesuai dengan syariah.
2.       Ketika tidak ada, maka gunakan yang telah mempunyai unit usaha syariah
3.       Bangunlah sebuah lembaga ekonomi syariah berbasis masjid.
4.       Jangan pernah simpan uang anda di tempat yang telah nyata haram dan lebih baik memberikan pinjaman atau alat usaha dengan system bagi hasil bagi tetangga yang mempunyai usaha.
Baitul Muslimin MUZAKKI sebuah tawaran metode dan aplikasi sebuah lembaga keuanan yang berbasiskan masjid dan juga pengembangan jamaah melalui berbagai kegiatan meliputi pendidikan bekerjasama dengan Universitas Kehidupan Insani Entrepreneurship Charity dan di topang oleh usaha PT. MYANS INSANI SEJAHTERA sebagai payung hukum unit-unit usaha bersiat waralaba.
Di sponsori oleh:
Rumah Sehat & Apotik Herba
SYIFAAU MUMTAZ
Jakarta -Indonesia

Kamis, 04 Maret 2010

Kitab Kanan Kiri

Seperti Detik jam yang belalu, ada rangkaian yang tidak bisa di putus yang telah melahirkan banyak prestasi dan juga tidak sedikit bencana. Ketika detik kebaikan di sambung dengan detik kebaikan maka kehidupan akan menjadi indah dan membahagiakan, namun ketika detik kejahatan, ketidakbaikan di sambung dengan detik kedengkian, dan detik kemalasan, detik ketidakjujuran, maka kehidupan akan menjadi ganas dn menggenaskan, salam sang pemenang pembelajar

-Muhammad Yunus Full-

Sel, 13 Rabiul awal pukul 6:31

Bagaimana persaan anda ketika datang seseorang yang dengan tiba-tiba memberikan sebuah catatan dari Facebook. Dalam catatan tersebut tedapat tulisan-tulisan yang telah ada sepanjang perjalanan facebook itu sendiri dan di dalamnya ada catatan chatting yang dilakukan. Ada pesan inbok yang masuk dan di kirimkan.

Beberapa diantara kita akan memberikan reaksi berbeda-beda.

Pertama, barang kali Anda merasakan yang senang dan membanggakan dengan hasil yang sangat megangumkan karna ia adalah hasil sebuah prestasi yang terekam dengan baik setiap kata yang tertulis. Ada menyambung persaudaraan, ada memperbaiki kerusakan hubungan dengan teman lama. Ada beberapa tulisan yang bagus. Ada status yang cantik di baca.

Kedua, barang kali Anda merasa biasa-biasa saja. Karna semua hanya sebuah kegiatan iseng yang tidak banyak memberikan makna apa-apa. Ada catatan aktivitas terbaru yang bergabung dengan grub dan halaman yang hanya untuk menumpang tenar atau menambah popularitas.

Ada silaturrahmi dengan teman-teman yang sekedar bahwa kita eksis dalam sebuah komunitas dengan pencapaian teman yang banyak. Pencapaian ini di jadikan sebuah kebanggan di depan komunitas tertentu saja.

Ketika catatan itu datang, banyak gambar-gambar yang beraneka ragam datang. Mulai dari yang terbaik, menjadikan diri Anda tergugah untuk berbuat kebaikan. Menjadi lebih baik dari hari ke hari dan dari waktu ke waktu. Juga terdapat gambar yang menjadikan Anda mendekat kepada penurunan kualitas diri. Gambar yang mengarahkan Anda pada berbuat kerusakan. Gambar yang menjadikan Anda sebagai seorang yang tidak baik.

Fenomena gambar ini terlihat jelas pada beberapa gambar valentine. Dari beberapa yang pernah singgah di wall (dinding) adalah gambar yang tak elok di pandang mata yang mengarahkan kepada yang tidak baik.

Ketiga, barang kali Anda merasa menyesal dan tidak mampu menahan gejolak emosi sedih dengan hantaran buku catatan aktivitas terbaru yang pernah di lakukan. Postingan-postingan yang lebih banyak berisi sebuah nada keluhan. Catatan yang berisi umpatan dan cacian. Komentar-komentar yang tidak bermanfaat dan penuh dengan kesia-sian.

Sebagaimana telah terjadi seseorang di hukum penjara di sebabkan oleh mencemarkan nama baik. Kasus ini terjadi di wlayah hukum bogor. Kasus seseorang yang cemburu di sebabkan oleh diganggunya sang pacar oleh teman sesama facebook. Menuliskan cacian dan makian yang merusak nama baik.
Kemudian kisah yang terjadi pada beberapa pelajar yang sempat menjadi headline berita nasional dan dikupas oleh berbagai pakar. Seorang murid menyampaikan sebuah nasehat yang amat berharga untuk ibu guru. Sebuah keberanian untuk mengungkap kebenaran. Keputusan final yang di salahkan adalah sang anak yang berani unjuk kebaikan dengan cara yang terbaik yang ia fikir mampu menasehati sang guru.

Catatan kita itu selalu hadir setiap saat kita melihat dinding kita, melihat komentar teman-teman yang selalu setia menimpali akan status baru kita. Melihat dan mengucapkan terima kasih akan jempol-jempol. Kemudian juga ada aktivitas terbaru kita menulis di komentar dinding atau status siapa.

Catatan itu tidak ada yang terlupakan sedikit pun. Apapun tercatat, ketika kita menghapus kiriman dalam system computer dan system facebook mempunyai rekam jejak. Inilah sering di gunakan oleh mereka yang mengerti tentang system sebuah computer berjalan.

Kemampuan ini sering di gunakan oleh para pelaku dalam bidang hukum, penyidikan, penyelidikan dan juga intelijen yang selalu memantau orang-orang tertentu.

Kitab Kanan

Dalam rentang waktu yang lama sebenarnya Allah swt telah memberikan sebuah peringatan jauh. Hal ini berdasarkan ayat surat al-Insyiqaq. Surat yang ke 84 yang diturunkan di periode dakwah nabi Muhammad Saw di Makkah.

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira”. (Q.S al-Insyiqaq 7-9)

Inilah yang menjadikan kita gembira ketika di sodorkan catatan kita (kitab) dari sebelah kanan. Pemberian dengan sebelah kanan adalah pemberian dengan kebaikan sebagai mana kita memberikan segala sesuatu dengan yang kanan.

Menyuap makanan dengan tangan kanan. Memberi sesuatu kepada orang yang Anda cintai dengan tangan kanan. Melakukan berwudu’ di mulai dari bagian kanan dari organ tubuh.

Catatan Anda dari aktivitas terbaru adalah sebuah pembuka terhadap tautan kegiatan yang lain. Niat Anda bukanlah untuk berbangga dengan apa telah di perbuat. Sesuatu semata untuk tidak di kenang oleh Anda maupun orang lain dengan mengiklaskannya.

Mengikhlaskan dengan cara menghapus pemberitahuan aktivitas terbaru. Ikhlas untuk menghapus pernyataan niat Anda yang di berikan pemberitahan terbaru oleh system. Karna cukup Anda yang tahu dengan rabb dan catatan dalam system computer dan malaikat. Disinilah kita menjadi pribadi yang tidak menyombongkan pertemanan dengan siapa pun. Pertemanan kita dengan orang tertentu berlandaskan bahwa setiap kita adalah bersaudara seaqidah setauhid, seiman dan seislam.

Mengiklaskan dalam memaafkan teman tentang kesalahan yang Anda lakukan. Aktivitas terbaru mencatat sesuatu yang tidak baik atau bergabung dengan grup yang membuat Anda menurun secara kualitas.

Kemudian setelah menghapus pemberitahuan dengan keihlasan dalam tidak dilihat oleh siapapun, keikhlasan untuk memaafkan diri dan menghapus beberapa hal lain yang menjadikan Anda dan teman-teman Anda mendapatkan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Maka catatan itu kita lihat begitu indah, bagus, mudah untuk melakukan pemeriksaan. Karna tidak banyak pertanyaan yang muncul.

Kitab kiri

“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. maka dia akan berteriak: "Celakalah aku." Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya”. (Q.S al-Insyiqaq 10-15)

Maka ketika kita mendapatkan catatan yang di berikan dari sebalah kiri. Sebelah kiri adalah sebuah bentuk perumpamaan yang mengena untuk kegiatan yang di lakukan oleh organ tubuh membersihkan yang kotor.

Catatan itu berisi banyak hal yang bernada negative. Catatan yang berisi komentar yang naïf dan menyela atau mencaci maki. Postingan yang tidak mendekatkan seseorang ke jalan kebaikan. Postingan atau give gambar dengan menggunakan gift yang mendekatkan orang kepada kejahatan, ketidakbaikan atau merangsang seseorang untuk berbuat melanggar agama, keyakinan, norma susila dan etika.
Maka kita hanya mampu berteriak “Celakah aku”.

Kecelakaan yang kita tidak awas waspada dengan setiap hal yang di lakukan dalam postingan update status, menulis catatan, mengomentari status atau catatan teman. Memberikan apresiasi suka dengan jempol dan juga chatting yang telah kita lakukan.

Terkadang Anda merasa bangga dengan mampu membalas kejahatan orang dengan kejahatan serupa. Membalas cacian orang dengan cacian serupa atau bahkan menambahkannya. Terkadang malah menganjurkan teman, mengajak, mempengaruhi untuk terlibat dalam grub, atau halaman yang merusak diri.

Maka jadilah kita menjadi pribadi yang celaka dari sisi pandang manusia yang melihat Anda yang sekali-kali akan berkunjung melihat catatan postingan Anda dan mengetahui hampir seluruh kegiatan Anda baik yang mengandung kebaikan atau postingan up date status, pertemanan dan komentar yang tidak mengandung kebaikan.

Dari Kiri ke Kanan

Setelah Anda mengetahui di manakah posisi saat sekarang ini. Maka langkah berikut ini Anda butuhkan berubah dari yang tidak baik menjadi baik. Dari yang baik menjadi lebih baik.

Rasulullah bersabda dengan memberikan klasifikasi Anda menjadi:

Pertama “Siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia merugi”. Postingan kita bisa di lakukan berdasarkan satuan waktu, seperti minggu atau bulan. Maka apabila minggu ini sama dengan minggu kemarin maka Anda di pastikan adalah merugi”

Kedua “Siapa yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin maka ia celaka”. Kecelakaan yang kita lakukan dengan pilihan-pilihan akan update status, menulis catatan, mengkomentari dan memberikan jempol-jempol bagi sesama.

Ketiga “Siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka ia beruntung”. Seperti sebuah pohon yang selalu tumbuh daun baru setiap hari di berbagai ujung dahan, ranting baru. Semakin hari semakin banyak daun baru dan juga ranting yang mampu menghasilkan banyak oksigen dan juga memberikan kebaikan untuk pertumbuhan daun baru, akar, batang dan buah.

Maka ketika Anda melakukan kebaikan dan kebaikan dengan update status, catatan yang lebih baik maka Anda adalah manusia yang beruntung.

Kemudian langkah apa yang mesti Anda ambil:

Pertama. Memperbaiki niat (tujuan) untuk berfacebook. Jadikanlah ini sebagai sebuah bentuk wujud kebaikan dalam ibadah muamalah, ibadah social dengan orang lain. Tujuan akan menuntun Anda secara baik lewat sebuah gerakan alam semesta. Hal ini seperti sebuah low of attraction. Sesuatu itu akan bertemu dengan yang serupa atau sama. Seekor burung akan berkumpul dengan sendirinya dengan warna yang sama, bentuk yang sama.

Kedua. Memaafkan kekhilafan diri. Maafkanlah diri Anda terlebih dahulu dengan menghapus jejak-jejak kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu. Berterima kasihlah kepada diri Anda bahwa telah memberikan sebuah peringatan.

Ketika kita telah memaafkan diri sendiri pada saat itu maka kesalahan itu menjadi kebaikan yang terus memberikan dorongan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

Maka Anda telah menghapus aktivitas terbaru satu persatu. Aktivitas yang membebani psikologis Anda. Beban yang membuat bentuk Anda tidak sedap di pandang. Seperti pakaian kotor yang belum di cuci. Maka cucilah dengan deterjen Memaafkan.

Ketiga. Memulai mengupdate status secara perlahan dengan status yang memberikan energy positif seperti. “Assalamu’alaikum wr. Wb, semoga pagi ini kita adalah pribadi yang berbuat kebaikan”. “Assalamu’alaikum wr. Wb. Kita adalah apa yang kita fikirkan” dan bisa juga membuat status dengan mengutip kata-kata bijak, do’a, harapan, dukungan, hadist, al-Quran, nasehat atau hikmah.

Keempat. Memulai menulis catatan. Mulailah dengan catatan yang sedikit untuk memudahkan kebiasaan baru. Dalam update status di dinding terkadang terbatas hanya 420 karakter. Hal ini sering tidak bisa memuat keseluruhan. Inilah pengalaman penulis.

Kelima. Berkomitmen untuk stabil dari hari kehari atau dari minggu keminggu bagi kita yang terbatas dalam mengakses layanan dunia maya.

Keenam. Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung Anda menjadi pribadi hebat. Banyak komunitas yang secara stabil melakukan pengiriman tulisan-tulisan bermutu, kisah-kisah inspiratif seperti para motivator dan acara-acara yang menggugah dan mendekatkan diri kepada keberpihakan kebaikan.

Ketujuh. Bertemanlah dengan mereka yang membimbing Anda. Seperti bereman dengan penjual parfum maka akan dengan sendirinya akan harum. Walau tidak memakai parfum itu sendiri. Maka mintalah referensi dari teman-teman tentang orang-orang yang selalu konsisten untuk membimbing orang lain.

Kedelapan. Mulailah mempelajari hal-hal baru diluar keahlian Anda. Membaca beberapa tulisan-tulisan yang bagus. Mempelajari sesuatu memberikan Anda cara pandang yang lebih luas dan juga lebih komprehensif. Maka ketika itu Anda telah menaikkan kualitas diri Anda menjadi lebih baik dari hari kehari.

Kesembilan. Sisihkanlah sedikit dari pengeluaran Anda sebesar 5-10% untuk membeli buku. Kebijakan ini bisa Anda baca di catatan “Mengelola Cash out Flow” di catatan yang terdahulu. Kebijakan ini secara perlahan menjadikan Anda pribadi yang berkualitas dan hebat. Anda telah mampu mengatur pengeluran sendiri untuk yang lebih bermanfaat.

Hanya sebuah fakta saja bahwa seseorang perokok mampu menghabiskan Rp. 10.000,-/hari untuk merusak diri, orang lain dan lingkungan. Dan juga seorang wanita mampu untuk membeli make up, aksesoris, baju baru, sandal baru, perhiasan baru yang hanya menjadi topeng sementara karna dia akan habis dan berganti dengan yang baru melebihi Rp. 5.000,-/hari. Maka cukup kita kalikan dalam hitungan hari, bulan dan tahun.

Kesepuluh. Berbagilah akan kebaikan dengan sesama. Banyak tulisan-tulisan di facebook yang telah di berikan oleh penulis untuk di bagikan. Kalau tidak maka minta izinlah untuk dapat membaginya kepada teman-teman Anda lainnya dengan menulis di komentar di bawahnya.

Ketika kita tidak mampu untuk menjadi bagian dari sebuah rangkaian proses kebaikan maka kita telah menambah catatan kebaikan kita dan menerima Kitab dari arah kanan.

Semoga tulisan ini bisa menjadi bagian dari sebuah atom-atom kecil yang mampu menggerakkan atom-atom kebaikan lainnya untuk kita ummat yang terbaik (khairah ummah). Maka sebagai penutup dari tulisan ini. Mulailah dan jangan tunda esok atau lusa nanti.

-Muhammad Yunus Full-

Hari ini seperi bening sang air yang muncul dari sebuah mata air kecil di sebuah pengunungan, menelusuri lekuk pengunungan, melewati jurang, singgah di telaga, sungai, danau, dan perkampungan. Perjalanan ini akan bertemu banyak persoalan dan juga sampah-sampah kehidupan, namun ia akan tetap memberikan kehidupan, walau setelah sampai di lautan dan menguap menjadi awan di langit kehidupan ia kembali menjadi hujan

27 Januari 2010 jam 7:05

Salam sang pemenang pembelajar
Muhammad Yunus

Catatan:
1. Silahkan share tulisan ini kepada teman, keluarga untuk menggerakkan atom-atom kebaikan lainnya.
2. Silahkan untuk di print out dan di fotocopy dan diarsipkan atau di publikasikan di majalah dinding sekolah, kampus, majalah dinding keluarga CERDAS SEHAT-I.
3. Silahkan untuk dikritisi dan di luruskan manakala tulisan ini tidak sesuai dengan kaidah yang membawa kepada kebaikan-kebaikan.
4. Jadikanlah kita sebagai orang yang membantu untuk bersinergi dalam kebaikan dan ketakwaan.
5. Mohon do’a dan dukungan Anda, kami mampu dan konsisten dalam menulis dan bergerak dalam kegiatan CERDAS SEHAT-I dari Mesjid ke Mesjid dan Sekolah ke sekolah

Senin, 15 Februari 2010

Laporan Donasi

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Q.S Albaqarah; 261)

Alhamdulillah segenap puji dan syukur kehadirat Allah. Shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah saw. Terima kasih kami ucapkan kepada Kaum muslimin dan Muslimat yang telah membantu Baitul Muslimin MUZAKKI dan juga untuk PT. MYANS INSANI SEJAHTERA dengan program Care 100 atas setiap transaksi usaha.

Laporan Penerimaan Donasi.

1. Rumah Sehat & Opotik Herba Syifaau Mumtaz    Rp.   3.100,-
2. Toko Buku INECHA                                          Rp.  15.850,-
3. Trissy Anggraini (transfer antar rekening)              Rp.250.000,-
    Total penerimaan                                                 Rp. 268 950,-

Terima kasih semoga kita menjadi ummat yang mampu bersinergi dalam kebaikan dan ketakqwaan.

Tertanda

Muhammad Yunus

Kamis, 11 Februari 2010

Ringkasan Eksekutif


MESJID CORPORATION

Latar Belakang
Mesjid sebagai institusi ummat yang surplus secara ekonomi tidak mampu menopang ekonomi jamaahnya.
Landasan Berfikir
Surat Attaubah ayat 17-18
Tujuan
Menjadikan mesjid sebagai kekuatan ekonomi yang memberikan nilai lebih dalam pengembangan usaha dan juga sebagai lembaga intermediasi keuangan bebas riba dengan konsep ZISWAF terpadu.
Aspek Pengembangan
1.       Penguatan Aqidah Spiritual
2.       Ekonomi Finansial
3.       Aspek pendidikan
4.       Sosial kemasyarakatan
5.       Kawasan ekonomi terpadu
6.       Membuka lapangan usaha dan kerja
7.       Invesatasi yang di kemas dalam mesjid brotherhood
Tujuan Program
1.       Memakmurkan mesjid lewat kegiatan ekonomi produktif dengan membina masyarakat usaha kecil dan pedagang kaki lima.
2.       Mengentaskan kemiskinan sistematik dengan menghilangkan biaya ekonomi yang diakibatkan oleh system rentenir yang mencekik leher pengusaha kecil dan menengah.
3.       Menjadikan mesjid sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan juga produksi yang spesifik menjadi satu kawasan bisnis terpadu
4.       Meningkatkan kualitas keiman, keilmuan, skill, wawasan lewat kajian-kajian tersistem dan terstruktur.
5.       Membuka lapangan usaha dengan akses modal dan juga jaminan usaha terpadu dan terpola.
6.       Menciptakan lapangan kerja yang berasal dari pembukaan kawasan bisnis terpadu
7.       Menjadikan masyarakat muzakki yang mau dan mampu mengeluarkan zakat.
8.       Menguatkan silaturrahmi dan ukhuwah islamiyah antar mesjid dalam bentuk partnership dan brotherhood.

Target Dan Sasaran
1.       Membebaskan masyarakat sekitar mesjid dari transaksi yang Allah haramkan, kredit dengan system bunga. Penjaman dana taktikal lewat koperasi dan lain sebagainya.
2.       Mesjid menjadi katalisator bagi penciptaan usahawan-usahawan dan juga usaha-usaha yang membuka lapangan pekerjaan.
Bentuk Program
1.       Dana bergulir untuk menopang ekonomi masyarakat bebas riba.
2.       Pemberdayaan masyarakat sekitar mesjid, surau lewat ekonomi kreatif dan pengadaan alat-alat produksi.
3.       Pendampingan masyarakat dalam pembinaan usaha dan penciptaan lapangan pekerjaan
4.       Pelatihan-pelatihan, workshop, seminar

Dari kami
Baitul Muslimin MUZAKKI

Muhammad Yunus, S.E

Sabtu, 06 Februari 2010

Mesjid Institusi Pengemis

Pengalaman kita yang berakumulasi dari berbegai kegiatan-kegiatan kegamaan baik kegiatan pembangunan fisik, kegiatan peringatan dan juga acara-acara sosial telah menjadikan suatu biasa dalam budaya rumah suci bernama mesjid. Berbagai cara dan metode dilakukan, baik dari cara yang paling jadul sampai yang menggunakan metode terbaik dalam bidang presentasi dan juga media massa elektronik, maupun koran.

Mesjid sebagai tempat ibadah bagi pemeluknya telah mengalami berbagai pasang surut peranan dalam kehidupan ummat Islam. Pada zaman pertama di didirikan mesjid oleh Rasulullah mesjid di jadikan sebagai publik servis, sosio-politik, ekonomi, negara dan juga tidak terlepas sebagai pusat pendidikan dan ibadah.

Dalam beberapa perkembangan dalam dinasiti dan kerajaan mesjid menjadi sebuah intitusi yang mendepankan aspek pendidikan dan bukti keagungan sebuah peradaban berlandaskan islam. Namun siklus sejarah ini putus dan menjadikan hari ini sebahagian besar hanya menjadi publik servise untuk ibadah semata.

Ada sebuah ironi yang sangat menyakitkan dan itu adalah fakta di lapangan bahwa kalau ingin kencing dan berak gratis cukup datang ke mesjid dan mushalla. Dan juga tidak jarang menjadi penginapan bintang 1 bagi musafir yang tersesat dan juga beberapa orang yang menjadi kan mesjid sebagai tempat tinggal. Pada aspek tempat tinggal orang tersebut bisa jadi adalah pegawai mesjid, namun tidak tertutu kemungkinan adalah tunawisma dan juga pencari nafkah di kota.

Mesjid sebagai sebuah institusi pelayanan publik membutuhkan dana operasional. Dana operasional tersebut untuk gaji pegawai, biaya kebersihan, pemeliharaan, honor para khatib dan presenter agama, listrik dan air. Dana operasional ini di minta dari jamaah dengan menyediakan kotak amal yang tersedia.

Dalam beberapa penelusuran penulis dana taktis mesjid melebih kebutuhan dari dana operasional mesjid secara peridoe tertentu. Di sebuah kawasan perumahan DPR-RI di bintaro penulis mendapatkan kas mesjid melampaui 70 juta, mesjid di komplek DPR-RI sebanyak 40 juta rupiah. Dan tidak data ini bisa kita akses dalam setipa laporan pada hari jum'at dan juga laporan pada papan pengumuman.

Melihat dari laporan keuangan mesjid dari kacamata disiplin ilmu keuangan maka kinerja keuangan adalah garis biru. Mesjid mampu mencetak laba yang fantastis dengan hanya menyediakan jasa untuk publik servis ummat sholat.

Mengapa mesjid adalah institusi pengemis ada beberapa mentalitas dan budaya yang secara terbiasa kita lakukan sebagai ummat dan juga para pekuka agama. Pertama, penerjemahan tektual dari makna bersedekah yang hanya bergerak dalam cara berfikir materi. maka amat mudah untuk mengumpulkan uang dan juga bahan-bahan bangunan untuk membangun sarana fisik. Mentalitas meminta ini di amini oleh para kiyai yang rentan terhadap auto kritik kritis tentang aspek yang telah dianggap tabu dalam masyarakat. Kedua, Pengurus dalam aspek keilmuan, skill dan juga attitude tidak memeliki disiplin ilmu yang hetorogen dalam lintas ilmu pengetahuan. Ketiga. Pengaruh literatur dan cerita dan budaya yang berkembang, seperti inilah dulu (Qaaluu kama abaauna) yang dalam terminologi Alquran adalah manusia sufahaa. Keempat, Laskar purnawirawan, hampir diatas 80% mesjid di kelola oleh purnawirawan dan pensiuanan yang telah habis masa keemasan produktifitas. Memberikan efek pengembangan yang tidak koheren dengan perkembangan zaman. Kelima. Dukungan penafsiran yang tidak kritis-dialektika-kreatif terhadap nash-nash agama dan juga budaya yang ada. Keenam, Tidak berkembangnya kajian transformasi mesjid yang di komandoi oleh beberapa badan yang diakui dan menyatakan adalah pusat bagi mesjid yang ada.

itu beberpa prespektif yang menjadi latar belakang mesjid insitusi pengemis. Fakta-fakta adalah bahwa ketika mesjid telah surplus maka mesjid tidan melakukan stop untuk meminta atau mengalihkan kepada kegiatan yang memberikan value added (nilai tambah). Bagi sebahagian mesjid telah melakukan hal ini dari kelebihan uang di lakuakn transformasi sistem pengelolaan jamaah dengan menerbitkan buletin dari hasil kajian terstruktur dan itu tidak seberapa dan terdapat hanya di beberapa mesjid saja yang pernah penulis singgahi. Meminta sumbangan untuk pembangunan, kegiatan sosial keagamaan, dan juga kegiatan lainnya yang digunakan menggunakan metode terbaik dan metode klasik.

Ada sebuah fakta ironis lainnya bahwa dana surplus itu di titipkan pada sistem keuangan yang telah nyata haram. Sedangkan tetangga mesjid masih menjadi orang yang masuk sebagai asnaf yang delapan dan terjebak persoalan kemelut keuangan dengan sistem rentenir. Dimanakah peran mesjid yang menjadi solusi persoalan jamaahnya? Maka pesona dan persona mesjid telah pudar dan terhapus dari memori jamaahnya, karna mesjid hanya mampu meminta dan tidak mampu memberi solusi komprehensif.

Dalam beberapa pengalaman penulis yang bergaul di berbagai pasar tradisional, pasar modren, mesjid komplek perkampungan, mesjid persinggahan tepi jalan. Para tetangganya atau pengunjungnya sedikit banyak terlibat dalam usaha yang haram atau subhat dan ikut menyumbangkan dana untuk kegiatan pembangunan dan juga kegiatan mesjid. Maka jadilah mesjid sebuah gado-gado antara halal, haram dan subhat.

Dari ini memberikan efek mesjid kehilangan jamaahnya di beberapa solat, mesjid sebagai tempat mencari nama dan status sosial, korupsi keuangan mesjid, fitnah dan penyingkiran pengurus. Mesjid menjadi sumber penghidupan dan juga berbagai persoalan lainnya sepanjang kehidupan mesjid dan pergantian pengurus mesjid.

Terus bagaimana solusi tentang permasalahan tersebut? Apakah kita akan tetap membiarkan mesjid yang tempat mengagungkan nama Allah menjadi tempat mengemis kepada jamaah atau orang lain di jalan-jalan, sangat amat memalukan. Dalam islam memberi adalah yang terbaik baik secara personal maupun institusi. Dan yang menjadi penerima dan peminta adalah istitusi yang kita ruku dan sujud disana untuk taqarrub ilallah, Nauzubillahi minzalik

Bersambung dalam "Transformasi Mesjid" dan "Mesjid Sosial Responbility" dan "Mesjid Ekonomi Responbility", salam: Muhammad Yunus

Mesjid Social Responbility

Tanggung jawab social adalah topic yang menjadi perbincangan para ahli ekonomi, manajemen dan etika. Mengupas bagaimana dan mengapa perusahaan mesti mempunyai tanggungjawab social. Pembahasan ini dimulai pada tahun 1970 oleh beberapa ahli.

Perusahaan sebagai sebuah usaha yang hidup dari transaksi ekonomi dengan pelanggan. Tumbuh dan berkembang di suatu kawasan yang bernama masyarakat. Memanfaatkan berbagai fasilitas alam untuk menjadian nilai lebih dari segi ekonomi.

Batemen dalam buku Manajemen 1 edisi 7 mendefenisikan “Tanggung jawab social perusahaan (corporate social responbility) adalah kewajiban kepada masyarakat yang ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan bertanggung jawab secara social memaksimalkan dampak positif pada masyarakat dan menimalkan dampak negatifnya”.

Sedangkan Prof. Dr Kees Bertens, MSC, dalam buku Pengantar etika bisnis “Tanggung jawab social perusahaan adalah tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab social, yang di soroti adalah tanggung jawab moral terhadap masyarakat dimana perusahaan menjalankan kegiatannya, entah masyarakat dalam arti sempit seperti lingkungan di sekitar sebuah pabrik atau masyarakat luas.

Hal ini dari sisi perusahaan, Apakah mesjid mempunyai tanggungjawab social?, bagaimanakah mesjid bertanggung jawab secara sosial, mengapa Mesjid mempunyai tanggung jawab social? Beberapa pertanyaan di atas yang akan di kupas dalam tulisan ini.

Mesjid merupakan institusi agama islam. Ia adalah bagunan pertama yang di bagun oleh Rasulullah SAW. Rasul tidak membangun rumah pribadi beliau ketika sampai di madinah. Beliau mendirikan mesjid Quba dan kemudian mesjid madinah.

Beliau tinggal di mesjid, pada tataran sekarang adalah marbot atau ustad yang mempunyai tanggungjawab menjadi iman, dan memberikan nasehat untuk ummat. Berbalik dengan kondisi sekarang orang yang menjadi pengawai mesjid atau ustad yang bertanggungjawab sebagai imam dan juga membimbing ummat di pandang sebelah mata dalam prespetif tingkatan struktur social kemasyarakatan.

Mesjid pada zaman Rasulullah adalah multifungsi, meliputi seluruh aspek kehidupan. Menacari istana Negara madinah maka datanglah ke mesjid. mencari universitas pendidikan ummat maka datanglah ke mesjid, mencari barat prajurit maka datanglah kemesjid. Mencari pasar dan kekuatan ekonomi carilah ke mesjid. Mencari pengadilan maka datanglah kemesjid.

Namun seriring rentang peradaban Islam yang pernah gilang gemilang namun tidak meninggalkan bentuk tulisan yang memadai di miskinnya budaya literasi kita untuk menggali bagaimana isntitusi ummat ini menjadi pusat segala aktivitas kehidupan. Lima kali sehari kita di seru untuk berkumpul dan melakukan sebuah kegiatan bersama, bernama solat berjamaah.

Tanggungjawab social mesjid adalah bentuk pertanggungjawaban mesjid menjadi kepada jamaahnya dan tetangganya untuk menjadikan kehidupan social lebih baik secara islami, dan menghilangkan perilaku negative social dalam masyarakat.

Tanggungjawab ini meliputi bidang, pengembangan jamaah dan tetangga mesjid berupa;

Pertama. Aspek aqidah spiritual. Hal in sering diimplementasikan dengan khutbah jum’at. Kajian ibu-ibu, remaja dan bapak-bapak. Namun terdapat sebuah kelemahan dalam perencanaan hendak mau bawa kemana aspek ini?

Kedua, Aspek ekonomi. Beberapa mesjid telah mampu mendirikan lembaga amil zakat, infak dan sedekah dan juga koperasi atau BMT. Tidak bisa dimungkiri telah memberikan dampa positif bagi jamaah. Namun hal ini menjadikan sebuah institusi bisnis oriented dan pada tahap pengelolaan mesjid hanya menjadi sumber dari dana yang di putarkan di koperasi atau di BMT.

Ketiga, Aspek social kemasyaraktan dan politik. Hal ini yang hampir tidak terdapat dalam ruang lingkup kinerja pengurus mesjid. Berbeda dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, NGO dan perusahaan lainnya. Mereka mempunyai sistematika, metodologi dan juga relawan yang menjadi pendamping bagi masyarakat untuk mengembangkan dirinya sendiri.

Mengapa hal ini bisa terjadi. Mesjid gagal menjadi institusi pengembangan jamaah dan tetangganya sendiri.

Pertama, Kelemahan sumberdaya manusia pengelola mesjid. Hampir seluruh pengurus mesjid yang penulis pernah temui dalam lapangan adalah orang tua yang masuk dalam kategori purnawirawan, pensiunan yang telah habis masa produktif di perusahaan. Menjadi pengurus mesjid atau mushalla adalah untuk menjadikan diri berarti yang selama ini tidak memberikan konstribusi. Mental dan motifasi inilah yang menjadikan mesjid di huni oleh lascar purnawirawan dan juga termasuk sebuah organisasi Dewan Mesjid Indonesia.

Kedua, Kelemahan kemampuan skill dan pengetahuan. Sebagaian pengurus adalah yang tidak memiliki skill yang mememadi tentang manajemen organisasi, strategi pengembangan dan juga pengetahuan tentang aspek yang melingkupinya. Aktivitas kegiatan tidak terlepas melanjutkan apa yang pernah pengurus dahulu lakukan dan juga kegiatan rutinitas pembangunan.

Ketiga, mesjid hanya menjadi sarana public service untuk sekedar tempat ibadah solat berjamaah. Keputusan ini di ambil oleh pengurus semata. Dalam pengalaman penulis pernah di larang melakukan rapat remaja di dalam mesjid dan juga dukungan yang tidak memihak. Mesjid hanya di jadikan sebuah tempat untuk Buang Air Kecil, Buang Air Besar dan solat berjamaah dengan pengikut lebih banyak tiangnya dari pada jamaahnya di banyak tempat yang penulis pernah temui.

Keempat. Tidak adanya pelatihan berkala dan sistematis serta terstandar bagi pengurus mesjid dan muhsalla yang fi fasilitasi oleh Departemen Agama, MUI, PP DMI, dan ormas lainnya yang mengaku atau menampilkan ciri keislaman.

Kelima. Benturan konflik social pengurus dan juga aspek firkoh-firkoh dalam pemahaman Bergama. Itu mesjid organisasi itu, itu mesjid aliran itu dan sebagainya. Pelambangan ini mengakibatkan mesjid bukan sebagai tempat menyatukan ummat, namun menjadi sumber pemecah ummat dan konflik berkepanjangan.

Keenam, mesjid milik pribadi dan tidak waqaf milik ummat dan masyarakat hal ini sering terjadi mesjid menjadi sumber pendatapan ekonomi sebagai sebuah usaha publik servis.

Sebagai penutup tulisan ini, sudah sepantasnya kita yang hampir setiap hari atau sekali seminggu untuk memberikan infak skill, pengetahuan, waktu dan tenaga untuk menjadikan mesjid dan mushalla mampu menjadi sebuah katalisator kehidupan yang Allah janjikan kita adalah ummat terbaik yang Allah siapkan.

Kalau tidak kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau tidak dimulai maka menunggu kapan lagi. Untuk kita yang Allah beri petunjuk. salam

Minggu, 31 Januari 2010

Pengeluaran itu pasti, pemasukan relatif


Aktivitas kehidupan menuntut sebuah pengorbanan pertukaran sesuatu hasrat dan keinginan. Pengorbanan pertukaran sesuatu dengan kebutuhan. Berbagai kebutuhan mendasar seperti makan, minum, sandang dan pangan menuntut pengorbanan banyak hal. Pertukaran tersebut melibatkan emosi dan juga perasaan. Terkadang terdapat pertukaran antara kebutuhan dengan keinginanan. Pertukaran ini tidak hanya menggunakan rasionalitas secara penuh. Kecendrungan pengeluaran menggunakan aspek emosi. Marketing in Venus dan Mars membahas lebih lanjut bagaimana sebuah pengeluaran sering menggugah sisi emosional wanita.
Transaksi ekonomi membutuhkan pertukaran. Pada awalnya pertukaran melibatkan barter. Dan dalam pertukaran itu membutuhkan alat tukar, bernama uang dalam arti fisikli. Dalam sejarah peradaban manusia bermacam-macam alat tukar, mulai dari kertas, emas, perak, dan terakhir adalah sebuah gesekan kartu.
Namun terdapat alat tukar yang lain selain uang, yakni ucapakan terima kasih dan keinginan untuk minta tolong. Alat tukar ini semakin memudar dalam rentang kehidupan yang di ukur dari segi kekuatan materi. 
Semenjak kita bangun pagi, mengambil air wudhu’ solat, menggosok gigi, odol yang kita gunakan adalah sebuah pengeluaran. Menggunakan gundar gigi adalah pengeluaran. Air yang kita gunakan apakah sumur kita sendiri adalah pengeluaran. Kenapa ? Karna odol, gundar gigi, air yang kita pakai sebahagian mesti kita beli dan menggunakannya secara bertahap.
Dari akativitas pagi hari sampai kita tidur kembali maka kita akan dilingkupi dengan pengeluaran yang pasti. Makan minum, berjalan, bekerja dan juga berkreasi.
Pertanyaan lebih lanjut bagaimana mengelola pengeluaran seefektif dan seefisein mungkin yang sesuai dengan kebutuhan standar tujuan kehidupan. Kadangkala kita terjebak dengan sebuah arus konsumerisme yang telah masuk di sudut-sudut kehidupan. Perilaku ini ditopang oleh berbagai metode dan cara pemasaran, iklan di media cetak, elektronik, kemudahan mendapatkan barang hanya dengan sekali gesek. Perilaku ini membuat sebuah penggelembungan pengeluaran.
Memetakan pengeluaran menggunakan beberapa criteria dan juga efek yang ditimbulakan. Kriteria pengeluaran diantaranya:
1.       Kewajiban, adalah dana yang wajib di keluarkan berupa tagihan listrik, telpon, cicilan rumah, kartu kredit.
2.       Kebutuhan, melibuti biaya makan, minum, pendidikan
3.       Keinginan, daftar keinginan yang merupakan hasrat akan sesuatu barang atau bepergian tanpa itu semua tidak akan berpengaruh apa-apa.
4.       Kesenangan
Dari criteria sederhana setiap pengeluaran menjadi kewajiban, kebutuhan atau keinginan, kesengan dengan membuat sebuah frekuensi belanja dengan mencatat pengeluran dalam seminggu. Kemudian kita mempertanyakan apabila hal ini saya tidak lakukan atau gunakan membuat keberlangsungan hidup terganggu. Bisa di siasati atau di gunakan metode tertentu
Hal sederhana ini sering kita abaikan. Untuk sarapan pagi apakah dengan sarapan dirumah atau memberli ke tukang bubur ayam? Bagi yang mengerti tentang criteria maka akan lebih baik makan di rumah buatan istri atau ibu sendiri. Hal ini lebih baik dari -sisi pengeluaran bisa dihemat sekian ribu, dan membahagian orang yang kita cintai dari pada makan membeli bubur ayam di luar.
Pengeluaran mengikuti hukum kebijakan pareto yakni 20 : 80. Pengeluaran kita 80 % hanya di dominasi oleh 20 % aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa perilaku pengluaran tidak rasional dan cendrung irasional. Hal ini sering dimanfaatkan oleh mara marketer yang menggunakan sisi emosi, ketakutan, kesenangan dan juga kelangakaan terhadap suatu produk.
Seringkali pengeluaran secara emosional berdampak luar biasa bagi pengeluaran secara keseluruhan. Kemudian ada beberapa pengeluaran kecil namun hampir setiap hari yang mempengaruhi pengeluaran.
Contoh paling kecil adalah membeli rokok, pengeluaran yang hanya masuk pada criteria kesenangan namun menghabiskan banyak pengeluaran untuk kesengan sesaat. 1.000-15.000 dihabiskan setiap hari untuk kesengan. Berbanding terbalik untuk membayar kewajiban atau bersedekah untuk membantu sesama.
Sudahkah kita belajar bahwa pengeluarkan itu pasti dan menjadikan kita orang kaya raya yang mempunyai kebebasan finansial atau miskin papa? Pilihan itu di kebiasaan pengeluaran kita.
Salam dari kami
Di sponsori oleh:
Rumah Sehat & Apotik Herba
SYIFAAU MUMTAZ
Jakarta -Indonesia


Dapatkan cara mengelola keuangan atau finansial ANDA di sini:
http://www.keberkahanfinansial.com/?id=Muhamad+Yunus

Selasa, 26 Januari 2010

Mujahadah jalan Tasawuf


Maqam ke 5 : Mujahadah (jahadah) bersungguh-sungguh. Mujahadah dalam perjuangan secara fisik dianamakan dengan jihad. Mujahada dengan menggunakan akal pikiran dianmakan dengan ijtihad. Mujahadah tertinggi adalah dengan batin.
Mujahadah adalah perjuangan melawan nafsu. Medan perang kecil kepada perang besar jihad melawan hawa nafsu adalah mujahadah.
Pengkhinatan akan kefitrahan, memberikan hukum diri, dengan tidak menurut. Memberikan hukuman untuk tubuh yang lalai dengan ibadah. Dalam mujahadah ia pun memerangi dan memaksa dengan perjuangan-perjuangan yang berat. Inilah mereka yang mempunyai mujahadah.
Bagi mereka yang bermujahadah perbuatan dosa/kerusakan membawa kegelisahan. Untuk dapat menghindari perbuatan dosa dan dapat meringankan beban dengan membaca merenungkan buku-buku pencerahan spiritual seperti ihya ulumuddin, alhikam.
Seorang yang menempuh jalan mujahadah akan melakukan sebuah punishment untuk dirinya. Jika ia lengah dengan ibadah, sehingga ia memaksa diri untuk menghidupkan satu malam untuk ibadah.
Bagaimana bisa mendapatkan ketenangan dengan kegelisahan-kegelisahan yang menghimpit kehidupan oleh persoalan yang kadang kita bukanlah pelakunya. Persoalan kebangsaan, kemiskinan, kemaksiatan dan lainnya. Mengobati itu adalah dengan berwudu’ dan solat sunnat dua rakaat kemudian melanjutkan dengan baca alquran dengan membaca secara perlahan. Karna Alquan sebagai obat bagi persoalan hidup manusia.
Umar bin khattab “ia menyiksa dirinya ketika kehilangan suatu shalat berjama’ah dengan menyedekahkan tanah yang miliknya (seharga duaratus ribu dirham).
“apabila ia kehilangan suatu shalat dalam jama’ah maka ia menghidpkan malam itu (dengan ibadah)”
Sebaik-baik bagi orang yang panjang umurnya dan bagus amal perbuatannya (HR. al-Thabrani)
Jikalau tidak ada tiga perkara, niscaya aku tidak menyukai kehidupan ini satu haripun, yaitu “Haus karena Allah pada hari-hari yang panas, sujud karena Allah ada tengah malam dan duduk-duduk dengn beberapa kaum yang memiliki perkataan2 yang baik sebagaimana memilih kurma yang terbaik. (Abu darda ra).
Untuk mendapatkan kemuliaan memerlukan mujahadah.seperti yang dikatan oleh Tsabit al-Bannani
Ya Allah kalau engkau mengizinkan bagi seseorang mengerjakan shalat dalam kuburannya, maka ijinkanlah bagiku mengerjakan shalat dalam kuburanku.
Disarikan dari kajian tasauf setiap hari rabu di Mesjid Sunda Kelapa oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A