Kamis, 25 Desember 2014

Rumus dan Rahasia keberkahan dan keberlimpahan rezki

Rumus dan Rahasia keberkahan dan keberlimpahan rezki

Untuk mendapatkan dan bergerak bersama pada keberkahan dan kebelimpahan rezki dalam asset, kekayaan dan finansial harus ada kontrol personal, kontrol sistem lewat penerapan hukum ekonomi Islam oleh pemerintah dan pembelajaran bertahap dari setiap pelaku yang berada dalam setiap aktivitas bisnis dan keuangan.
Kontrol personal adalah meliputi pembaharuan kondisi keimanan. Rasulullah menyatakan iman itu kadang naik dan kadang turun. Keimanan menjadi kunci utama untuk memberikan kata putus untuk tetap menerapkan perintah Allah dan tidak melakukan larangan Allah Swt. Tanpa keimanan maka secara personal mengakibatkan terjerumus oleh godaan dunia dan iblis sebagai musuh yang nyata bagi manusia. Karena iblis dan kroni-kroni selalu mengajak, merayu dan mengkondisikan tentang ketakutan tidak memiliki kekayaan dan berada dalam kemiskinan.
Memiliki keimanan bahwa Allah Swt menggaransi rezki setiap makhluk yang hidup. “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberikan rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauh Mahfuzh)” (Q.S Huud 6)
Kemudian meningkatkan ilmu dan keterampilan. Tanpa peningkatan ilmu dan keterampilan personal baik sebagai Islamic Profesional, Self Profesional, Islamic Bussiness Owner dan Investor, maka terjadi stagnasi dan kemandekan. Hal ini bisa mengikuti pelatihan-pelatihan terpadu yang berhubungan dengan bagaimana meningkatkan asset, kekayaan dan finansial dalam ridha Allah Swt.
Mekanisme kontrol individuu selanjutnya adalah ikhlas dan tawakkal dalam menjalankan perintah Allah Swt. Keikhlasan memberikan kestabilan kala mendapatkan ujian kemudahan untuk tidak terjerumus dalam kesombongan dan melanggarkan perintah Allah Swt. Keikhlasan memberikan ketenangan kala mendapatkan ujian kesusahan dan tidak menjadi putus asa dan berprasangka buruk kepada Allah yang mengatur dan menetapkan rizki hamba-hamba-Nya.
Setelah personal, kontrol selanjutnya adalah tugas pemimpin pemerintahan (ulil amri) dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang mampu memberikan ruang gerak berusaha dalam bidang muamalah, pendidikan dan atsmosfir berlandaskan alQuran dan sunnah Nabi Muhammad Saw. Pemerintah menjadi pelindung sekaligus pengingat terhadap pelanggaran dalam perputaran asset, kekayaan dan finansial yang dilakukan oleh orang perorang maupun institusi.
Keberkahan asset, kekayaan dan finansial adalah tanggungjawab bersama dan bukan hanya personal. Hal ini perintah untuk berusaha, beramal shaleh ditujukan untuk manusia.
Dari konsepsi dan aplikasi keimanan, peningkatan keilmuan dan keterampilan, ikhlas dan tawakkal, maka diturunkan dalam skema SEHAT-I. Skema yang menjadi bagian integral nilai-nilai dari Islamic Cash Flow Quadrant. SEHAT-I merupakan akronim dari Sharing Do’a Sinergi Bisnis, Empowering, Honesty, Achievment, Tawakkal dan Ihsan yang terbentuk dari Iman, Ilmu dan Ikhlas.

1.    Sharing Do’a Sinergi Bisnis
Do’a adalah senjata orang-orang beriman. Begitu sabda Rasulullah Saw. Dan Allah Swt menegaskan bila orang bertanya tentang diriNya, maka sampaikanlah bahwa Allah itu dekat dan lebih dekat dari urat nadi manusia. Ia mengabulkan permintaan hamba-hambanya.
Kekuatan do’a adalah kekuatan utama, terutama dari orang tua, terutama ibu. Hal ini telah banyak dibuktikan dan sesuai dengan anjuran rasul saw untuk berbuat baik kepada kedua orang tua terutama ibu sebanyak tiga kali pengulangan. Kemudian do’a orang-orang yang terzhalimi yang mustajabah. Dengan menerapkan zakat, infak, sedekah dan wakaf yang dikeluarkan secara adil dan merata menjadikan do’a orang terzhalimi tidak merusak namun menjadi do’a syukur. Kemudian do’a dari orang yang terbantu terkhusus Anak Yatim Piatu.
Beberapa do’a yang Rasul ajarkan dan beberapa ibadah khusus terutama shalat tahajjud, shalat hajat dan shalat dhuha. Dan juga mendo’akan orang lain, manusia dan yang ada dalam lingkaran keluarga, bisnis untuk Allah beri hidayah dan petunjuk dan istiqamah dalam taat kepada Allah Swt.
Sharing Do’a tertanam dalam Sinergi Bisnis. Ini berupa sinergi ide atau gagasan, model bisnis, jaringan bisnis dan juga pengalaman dan pembelajaran. Karena tidak ada manusia bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Ini adalah sunnatullah yang berlaku universal.
Ketiadaan seorang Islamic Profesional menjadikan Islamic Bussiness dan Investor tidak dapat menjalankan bisnis dan usaha. Ketiadaan Islamic Self Profesional tidak menjadikan bisnis semakin maju dan baik. Begitu juga tidak sebaliknya tanpa ada Islamic Business & Investor, maka tidak ada usaha dan pekerjaan bagi Islamic Profesional dan Islamic Self Profesional.
Masing-masing saling melengkapi bagaikan sebuah tubuh dan sistem yang saling bahu membahu, kuat menguatkan, topang menopang untuk menjadi orang terbaik disisi Allah Swt dengan menjadi hambaNya yang menjalankan mandataris kekhalifahan di muka bumi Allah Swt.

2.    Empowering
Diri dan komunitas harus memiliki kemampuan untuk memberdayakan sekitar untuk tetap taat dalam menjalankan perintah Allah dan larangan dalam mengelola asset, kekayaan dan finansial. Karena tanpa itu tugas pemberdayaan adalah tanggung jawab setiap orang, institusi dan pemimpin pemrintah.
Pemberdayaan dan pendayagunaan adalah keniscayaan untuk tetap berjamaah dan terus tumbuh. Bila tidak akan terjadi ketimpangan. Berapa banyak sekarang orang yang merasakan kelangkaan Sumber daya Insani berkualitas, berkapabilitas dan mampu diserahi amanah baik sebagai IP ISP IB dan I I. Sedangkan sumber daya insani secara jumlah bertebaran dimana-mana.
 Pembedayaan ini bukan sekedar asal jadi, namun ia adalah usaha sistematis dan terpadu dalam mengantarkan seseorang mampu berkualitas, berkapabilitas dalam bidang-bidang. Dan merupakan tanggungjawab orang yang mengetahui untuk mengajarkan. Hadits rasulullah saw menyatakan janganlah jadi orang yang kelima dari orang yang mengajar, orang yang belajar, orang yang mendengar dan apa satu lagi cari aaah haditsnya. Sedangkan imam syafe’i untuk meminta jika ada orang yang tahu dan mengetahui maka belajarlah, jika ada orang tahu dan ia tidak tahu maka sadarkanlah, jika ada orang tidak tahu dan tahu tidak tahu maka ajarkanlah, jika ada orang tidak tahu dan tidak tahu bahwa ia tidak tahu maka tiggalkanlah. Karena tugas utama pemberdayaan adalah mengajak dan menyampaikan dan bukan untuk memaksa.